JAKARTA. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Tangka-Manipi berkapasitas 10 megawatt (mw) sudah beroperasi. Hal ini akan menambah daya kelistrikan di Sulawesi Selatan. "PLTA Tangka Manipi ini merupakan pembangkit listrik yang dikembangkan oleh pembangkit listrik swasta PT Sulawesi Mini Hidro Power," Kata Manajer humas perusahaan, Bambang Dwiyanto.Penandatanganan ppa antara pihak PLN dan pengembang sudah dilakukan sejak Maret 2007. Dalam perjalanannya, proyek PLTA Tangka sempat masuk dalam daftar IPP terkendala yang disebabkan adanya permintaan kenaikan harga jual dari pihak pengembang kepada PLN."Setelah dilakukan proses penyelesaian dan negoisasi ulang, proyek ini berhasil diselesaikan dan dapat segera dioperasikan untuk memperkuat sistem kelistrikan di Sulawesi Selatan," lanjut Bambang. PLN sepakat untuk membeli listrik yang dihasilkan dari PLTA Tangka sebesar Rp 601 per kWh. PLN menghitung, dengan demikian PLN mampu menghemat hingga Rp 50 juta per hari atau sekitar Rp 1,5 miliar per bulan.Saat ini kelistrikan di wilayah Sulawesi Selatan dikelola oleh Wilayah Sulselabar yang menjangkau tiga wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat. Kemampuan daya pasok sistem kelistrikan Sulselabar mencapai 790,6 mw. Dari daya mampu sebesar itu, sekitar 321,1 mw berasal dari PLTU PLN, sedangkan 262,5 mw berasal dari pasokan IPP, dan sisanya sekitar 207 mw berasal dari pembangkit sewa.
PLTA Tangka Manipi berkapasitas 10 mega watt mulai beroperasi
JAKARTA. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Tangka-Manipi berkapasitas 10 megawatt (mw) sudah beroperasi. Hal ini akan menambah daya kelistrikan di Sulawesi Selatan. "PLTA Tangka Manipi ini merupakan pembangkit listrik yang dikembangkan oleh pembangkit listrik swasta PT Sulawesi Mini Hidro Power," Kata Manajer humas perusahaan, Bambang Dwiyanto.Penandatanganan ppa antara pihak PLN dan pengembang sudah dilakukan sejak Maret 2007. Dalam perjalanannya, proyek PLTA Tangka sempat masuk dalam daftar IPP terkendala yang disebabkan adanya permintaan kenaikan harga jual dari pihak pengembang kepada PLN."Setelah dilakukan proses penyelesaian dan negoisasi ulang, proyek ini berhasil diselesaikan dan dapat segera dioperasikan untuk memperkuat sistem kelistrikan di Sulawesi Selatan," lanjut Bambang. PLN sepakat untuk membeli listrik yang dihasilkan dari PLTA Tangka sebesar Rp 601 per kWh. PLN menghitung, dengan demikian PLN mampu menghemat hingga Rp 50 juta per hari atau sekitar Rp 1,5 miliar per bulan.Saat ini kelistrikan di wilayah Sulawesi Selatan dikelola oleh Wilayah Sulselabar yang menjangkau tiga wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat. Kemampuan daya pasok sistem kelistrikan Sulselabar mencapai 790,6 mw. Dari daya mampu sebesar itu, sekitar 321,1 mw berasal dari PLTU PLN, sedangkan 262,5 mw berasal dari pasokan IPP, dan sisanya sekitar 207 mw berasal dari pembangkit sewa.