KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan ListrIK Negara (PLN) melakukan penandatanganan berita acara commercial operation date (COD) pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) Pasir Mandoge dengan  PT Karya Mandoge Energi pada Selasa (3/8).

General Manager PLN Unit Induk Wilayah Sumatra Utara, Pandapotan Manurung mengatakan, penandatanganan ini merupakan tindak lanjut penandatanganan surat perjanjian jual beli tenaga listrik (SPJBTL) yang dilakukan di Kantor PLN UIW Sumatra Utara pada April 2021 lalu.

“Kehadiran pembangkit ramah lingkungan ini bakal semakin memperkuat sistem kelistrikan Sumatra Utara,” kata Pandapotan dalam siaran pers, Rabu (4/8).

Lewat Prolanis, Penderita Diabetes Temukan Dukungan dan Motivasi Sehat

PLTBg Pasir Mandoge memanfaatkan limbah cair (POME) dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PTPN IV. PLN membeli listrik dari PT Karya Mandoge Energi dengan harga Rp 1.018 per kilowatthour (kWh). Dibangun dengan investasi Rp 42 miliar, pembangkit berkapasitas 2×1 megawatt (MW) ini diperkirakan dapat memproduksi listrik 15 GWh per tahun.

Baca Juga: Kementerian ESDM dorong pengembangan Bio-CNG untuk subtitusi LPG

Pandapotan berharap, pengoperasian PLTBg Pasir Mandoge dapat mengurangi dampak lingkungan akibat emisi gas rumah kaca, meningkatkan rasio elektrifikasi dan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat yang ada di sekitar daerah pembangkit. “PLN terus mengembangkan energi bersih dan ramah lingkungan sesuai semangat dasar transformasi Green,” imbuh Pandapotan.

Direktur PT Karya Mandoge Energi, Yudhistira Wiryawan menyebutkan, PLTBg Pasir Mandoge telah masuk dalam sistem kelistrikan melalui jaringan distribusi 20 kV yang dioperasikan oleh PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Pematangsiantar sejak akhir bulan lalu. “PLTBg Pasir Mandoge telah memperkuat sistem kelistrikan Sumatra Utara sejak 23 Juli lalu,” ungkap Yudhistira.

Baca Juga: Ini 5 prioritas riset nasional untuk energi baru terbarukan (EBT)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News