KONTAN.CO.ID - KARAWANG. Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa 1 Power telah mencatat pencapaian signifikan dalam penyediaan energi, dengan total penyaluran listrik mencapai 2.207,63 GWh ke jaringan 500 kV sejak memulai operasional komersial. General Manager PLTGU Jawa 1, Rudy Smith, menyampaikan bahwa Unit 2 mulai beroperasi komersial pada 5 Desember 2023, diikuti oleh Unit 1 pada 29 Maret 2024. "Sejak kami memasuki tahap komersial operasi, kami wajib mensupport permintaan PLN untuk mengirimkan tenaga listrik," kata Rudy saat ditemui di PLTGU Jawa 1 Power, Senin (22/9).
Selama periode Desember 2023 hingga Agustus 2024, produksi listrik per bulan menunjukkan peningkatan yang konsisten. Pada Desember 2023, PLTGU menghasilkan 123,20 GWh, yang meningkat drastis menjadi 434,26 GWh pada Agustus 2024. Rincian produksi bulanan adalah sebagai berikut: Januari 79,99 GWh, Februari 66,58 GWh, Maret 290,83 GWh, April 118,94 GWh, Mei 331,61 GWh, dan Juni 353,49 GWh. Baca Juga:
PLTGU Jawa-1 Mulai Kaji Rencana Ekspansi PLTGU Jawa 1 Power merupakan proyek energi terintegrasi terbesar di dunia dengan kapasitas 2 x 880 MW, mengandalkan teknologi siklus kombinasi yang efisien. Dengan lokasi strategis di pusat Jawa-Bali, proyek ini berperan penting dalam memenuhi kebutuhan energi industri dan masyarakat, terutama di daerah Bekasi dan Karawang. Ia menjelaskan PLTGU ini mengoperasikan pembangkit secara
reliable, aman dan efisien. Proyek ini memiliki sejumlah keunggulan, antara lain lebih efisien karena menggunakan generasi terbaru teknologi
single shaft combined cycle gas turbine, sehingga harga jual Listrik pun menjadi kompetitif. Dari sisi operasional, pembangkit ini memiliki teknologi
black start capability sehingga dapat melakukan self start up sendiri pada saat grid tidak tersedia imported power untuk keperluan start up pembangkit. Dengan menggunakan sumber bahan bakar liquefied natural gas (LNG), maka emisi gas rumah kaca yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara maupun BBM. Hal ini sejalan dengan upaya penurunan emisi karbon dari sektor ketenagalistrikan. Ditambah lagi, pembangkit ini menggunakan teknologi
closed loop cooling tower system yang meningkatkan kehandalan dalam mengurangi volume penggunaan air laut dalam hal mendukung operasional pembangkit. Lebih lanjut, JSP mempunyai kontrak jual beli tenaga Listrik selama 25 tahun. Setelah masa kontrak itu selesai maka pembangkit dan FSRU kepemilikannya berpindah ke PLN.
Baca Juga: PLTGU Tambak Lorok Blok 3 Dorong Pertumbuhan Investasi di Jateng "1760 MW ini kewajiban kita untuk supply ke PLN selama masa 25 tahun dengan PLN untuk mendukung keperluan PLN. Setelah masa kontrak itu selesai maka akan dipindah tangankan ke PLN," imbuhnya. Rudy menambahkan bahwa keberhasilan operasional ini juga melibatkan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk PLN dan kontraktor lokal, untuk memastikan kelancaran operasi dan kontribusi terhadap ekonomi lokal. Program Corporate Social Responsibility (CSR) juga menjadi fokus, dengan inisiatif yang dirancang untuk memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar. "PLTGU Jawa 1 Power akan terus berkomitmen untuk mendukung kebutuhan energi PLN melalui kontrak jangka panjang dan menjaga efisiensi dalam setiap aspek operasionalnya," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari