PLTGU Jawa-1 Siap Beroperasi Penuh, Tekan Emisi Karbon 3,3 Juta Ton



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangkit Listrik Gas Uap (PLTGU) Jawa-1 dengan kapasitas 1760 MW siap beroperasi secara penuh setelah melewati serangkaian test seperti plant reliability run & net dependable capacity test. PLTGU Jawa-1 diproyeksikan akan menekan emisi karbon sebesar 3,3 juta tco2e per tahun.

CEO Pertamina New & Renewable Energy John Anis mengatakan, dengan dilewatinya rangkaian proses tersebut, Indonesia akan resmi memiliki pembangkit integrated terbesar di Asia Tenggara yang dilengkapi dengan regasification system.

PLTGU Jawa-1 dikelola oleh PT Jawa Satu Power (JSP) yang dimiliki oleh konsorsium antara Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dengan kepemilikan 40%, Marubeni 40%, dan Sojitz 20%.


Baca Juga: Tidak Mundur Lagi, PLTGU Jawa 1 Diusahakan Beroperasi Akhir Tahun Ini

“Dukungan dari semua pihak terus diharapkan agar PLTGU Jawa-1 menunjukkan operational excellence dan bisa membawa manfaat optimal bagi Pertamina dan NKRI,” ujar John dalam keterangan resminya, Sabtu (30/1).

Direktur Utama PT Jawa Satu Power Asistia Semiawan menyampaikan, proses formal administratif sudah ditempuh dan lengkapi dan semoga berkontribusi mendukung penyediaan listrik melalui kolaborasi bersama mitra strategis yakni PLN.

Ia menjelaskan, PLTGU Jawa-1 merupakan pembangkit Listrik yang mengintegrasikan floating storage and regasification unit (FSRU) dengan unit pembangkit listrik berkapasitas 1760 MW yang terdiri dari dua unit pembangkit dengan masing-masing kapasitas 880 MW.

"Unit 2 telah beroperasi komersial sejak Desember 2023. Proyek ini menghubungkan ketersediaan pasokan gas di Papua dengan kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan Bali," ujar John.

Proyek ini memiliki sejumlah keunggulan, antara lain lebih efisien karena menggunakan generasi terbaru teknologi single shaft combined cycle gas turbine, sehingga harga jual Listrik pun menjadi kompetitif.

Dari sisi operasional, pembangkit ini memiliki teknologi black start capability sehingga dapat melakukan self start up sendiri pada saat grid tidak tersedia imported power untuk keperluan start up pembangkit.

Baca Juga: Diresmikan, Green Hydrogen Plant PLN Akan Menghasilkan Kapasitas 51 Ton Per Tahun

Dengan menggunakan sumber bahan bakar liquefied natural gas (LNG), maka emisi gas rumah kaca yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan pembangkit listrik berbahan bakar batubara maupun BBM.

Hal ini sejalan dengan upaya penurunan emisi karbon dari sektor ketenagalistrikan. Ditambah lagi, pembangkit ini menggunakan teknologi closed loop cooling tower system yang meningkatkan kehandalan dalam mengurangi volume penggunaan air laut dalam hal mendukung operasional pembangkit.

Dengan teknologi yang mutakhir, kata John, PLTGU Jawa-1 diproyeksikan akan menekan emisi karbon sebesar 3,3 juta tco2e per tahun. Angka yang sangat signifikan untuk kontribusi terhadap net zero emission.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi