KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) milik PLN Indonesia Power menjadi
benchmarking Tanzania Electricity Supply Co. Ltd. (TANESCO) yang merupakan BUMN Tanzania. Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha mengatakan, fasilitas pengembangan energi panas bumi di PLTP Gunung Salak yang dimiliki PLN Indonesia Power ini ditetapkan menjadi lokasi benchmarking Tanzania Electricity Supply Co. Ltd. (TANESCO) yang merupakan bagian dari kerjasama dengan PT PLN (Persero).
Baca Juga: Sejumlah Proyek PLN Terganjal TKDN, Nilainya Capai Rp 51,5 Triliun "
Benchmarking fasilitas pengembangan panas bumi Indonesia Power ini sebagai tindaklanjut dari kerja sama antara PT PLN (Persero) dengan TANESCO dalam bisnis kelistrikan yang reliable dan sustainable di Tanzania," kata Edwin dalam siaran pers, Selasa (30/1). Edwin menjelaskan, TANESCO akan mempelajari langkah transformasi bisnis yang dilakukan PLN Indonesia Power, sehingga bisa diadopsi oleh TANESCO untuk membuat sistem kelistrikan di Afrika Timur, khususnya Tanzania lebih reliable dan sustainable. Menurutnya, pemilihan PLTP Gunung Salak sebagai tujuan benchmarking TANESCO tentunya karena keunggulan dari Unit Pembangkit yang mensuport sistem kelistrikan Istana Presidenan di Bogor.
Baca Juga: Panas Bumi Berdampak Positif bagi Daerah Penghasil Selain telah mendapatkan Penghargaan Proper Emas, PLTP Gunung Salak juga menjalankan program beyond kWh melalui perdagangan karbon menggunakan VCUs atau Voluntary Carbon Unit. Untuk diketahui TANESCO merupakan badan usaha milik negara (BUMN) Tanzania, perusahaan utilitas publik yang bertanggung jawab atas pembangkitan, transmisi, distribusi, dan penjualan listrik di Tanzania. Perusahaan ini menggunakan berbagai sumber energi, termasuk pembangkit listrik tenaga air, panas, dan gas.
Baca Juga: Pemerintah Targetkan Kapasitas Terpasang Pembangkit EBT 13,88 GW pada Tahun Ini "Ditetapkannya PLN Indonesia Power sebagai acuan TANESCO menjadi suatu kebanggaan tersendiri sebagai salah satu subholding PT PLN (Persero) terbesar dengan kapasitas 21.08 GW (gigawatt)," tutur Edwin. Edwin menambahkan, kerja sama ini juga untuk mencapai cita-cita bersama menuju Net Zero Emission (NZE), dalam hal
continuous improvement and the adoption of best practices berkontribusi pada keberlanjutan produksi energi panas bumi. Edwin menegaskan, PLN Indonesia Power senantiasa menunjukkan wujud komitmennya dalam mendukung transisi energi di Indonesia. Hal itu terbukti melalui pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang mencapai 575 MW di Indonesia yang secara andal dikelola oleh Unit PLN IP UBP Kamojang. Dari jumlah 575 MW tersebut, PLN Indonesia Power berkontribusi sebesar 24% dari total energi Panas Bumi dalam sistem kelistrikan Indonesia.
Baca Juga: Pasca Akuisisi PLTP Sidrap 2, BREN Masuk WKP Kepahiang Managing Director TANESCO Boniface Gissima Nyamohanga mengaku takjub dengan sistem pengoperasian yang dilakukan oleh PLN khususnya PLN Indonesia Power. Terlebih dengan adanya Virtual Power Plant (VIRPOP) yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran Pembangkit Listrik Panas Bumi secara digital. "Saya sangat senang dan puas sudah berkunjung kesini, kedepannya kami juga akan mengembangkan sistem yang serupa di Tanzania serta kami juga ingin bertukar expertise dalam pengembangan sistem ini. Selain itu kami mengucapkan terima kasih karena sudah diajak untuk berkeliling di pembangkit yang hijau dan bersih ini," tutup Boniface. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto