KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat segmen industri khususnya manufaktur memasang PLTS Atap semakin meningkat. Ada sejumlah motif yang mewarnai keinginan perusahaan manufaktur memasang pembangkit dari tenaga surya ini. Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Fabby Tumiwa mengatakan, minat industri khususnya manufaktur memasang PLTS atap didasarkan pada sejumlah pertimbangan. Pertama, menurunkan intensitas emisi Gas Rumah Kaca (GRK) untuk produknya, ini karena intensitas emisi GRK dari listrik PLN sangat tinggi dan membuat produk industri kurang kompetitif jika dihitung emisinya. Kedua, penghematan biaya energi listrik. PLTS Atap memangkas 20% hingga 30% pembelian listrik dari PLN. Dari segi biaya, PLTS Atap lewat skema leasing selama 15-20 tahun bisa 15-20% lebih rendah daripada tarif industri.
PLTS Atap Makin Marak Digunakan di Pabrik, Begini Skema yang Biasa Digunakan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat segmen industri khususnya manufaktur memasang PLTS Atap semakin meningkat. Ada sejumlah motif yang mewarnai keinginan perusahaan manufaktur memasang pembangkit dari tenaga surya ini. Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Fabby Tumiwa mengatakan, minat industri khususnya manufaktur memasang PLTS atap didasarkan pada sejumlah pertimbangan. Pertama, menurunkan intensitas emisi Gas Rumah Kaca (GRK) untuk produknya, ini karena intensitas emisi GRK dari listrik PLN sangat tinggi dan membuat produk industri kurang kompetitif jika dihitung emisinya. Kedua, penghematan biaya energi listrik. PLTS Atap memangkas 20% hingga 30% pembelian listrik dari PLN. Dari segi biaya, PLTS Atap lewat skema leasing selama 15-20 tahun bisa 15-20% lebih rendah daripada tarif industri.