JAKARTA. Sejak menuntaskan proses financial close untuk proyek PLTU Cirebon II berkapasitas 1x1000 megawatt (MW), PT Cirebon Electric Power mulai sibuk untuk melakukan pengerjaan sipil dan persiapan lahan. Pasalnya, perusahaan ini harus mengejar pembangunan untuk mengejar masa operasi pada tahun 2021. Asal tahu saja, proyek bernilai US$ 2,2 miliar tersebut memang prestisius karena bukan saja dari sisi kapasitas yang besar namun juga teknologi yang digunakan. Heru Dewanto, Presiden Direktur PT Cirebon Electric Power mengatakan, pengerjaan konstruksi sipil sudah dimulai sejak bulan lalu dan terus melakukan pengerjaan pematangan lahan. Nantinya, boiler yang digunakan di PLTU Cirebon II menggunakan teknologi boiler ultra super critical yang sangat ramah lingkungan. Sesuai dengan power purchase agreement (PPA), PLN akan menyerap 80% listrik yang dihasilkan dengan tarif 6,3 sen per kwh.
PLTU Cirebon II sudah masuk masa pengerjaan sipil
JAKARTA. Sejak menuntaskan proses financial close untuk proyek PLTU Cirebon II berkapasitas 1x1000 megawatt (MW), PT Cirebon Electric Power mulai sibuk untuk melakukan pengerjaan sipil dan persiapan lahan. Pasalnya, perusahaan ini harus mengejar pembangunan untuk mengejar masa operasi pada tahun 2021. Asal tahu saja, proyek bernilai US$ 2,2 miliar tersebut memang prestisius karena bukan saja dari sisi kapasitas yang besar namun juga teknologi yang digunakan. Heru Dewanto, Presiden Direktur PT Cirebon Electric Power mengatakan, pengerjaan konstruksi sipil sudah dimulai sejak bulan lalu dan terus melakukan pengerjaan pematangan lahan. Nantinya, boiler yang digunakan di PLTU Cirebon II menggunakan teknologi boiler ultra super critical yang sangat ramah lingkungan. Sesuai dengan power purchase agreement (PPA), PLN akan menyerap 80% listrik yang dihasilkan dengan tarif 6,3 sen per kwh.