PLTU Suralaya 1-4 Dimatikan Perlahan, Pasokan Listrik Jawa-Bali Tetap Aman



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan penurunan daya hingga dimatikannya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya 1-4 dengan total kapasitas 1,6 Gigawatt (GW) tidak akan mempengaruhi pasokan listrik untuk Jawa-Bali. 

Direktur Jenderal Ketanagalistrikan (Dirjen Gatrik) Kementerian ESDM, Jisman P Hutajulu mengatakanmeski pasokan listrik dari PLTU Suralaya diturunkan kondisi kelistrikan di Jawa-Bali masih over kapasitas. 

“Kita kan overcapacity (di Jawa-Bali),” ujarnya ditemui di Gedung Kementerian ESDM ketika ditanya mengenai dampak penurunan daya PLTU Suralaya ke sistem kelistrikan, Kamis (26/10). 


Ke depannya, penurunan pasokan listrik dari pembangkit batubara akan terus terjadi seiring semakin tumbuhnya kebutuhan listrik hijau. Setelah PLTU Suralaya, Jisman belum bisa membeberkan PLTU mana lagi yang akan diturunkan kapasitasnya. 

Yang jelas, pemerintah dan PLN melihat kriteria utama untuk menurunkan kapasitas pembangkit dari umurnya. Semakin tua, pembangkit jadi tidak efisien. 

Baca Juga: Ini Dua Pertimbangan PLN Sebelum Suntik Mati Pembangkit Batubara

Jisman bilang, kalau mengarah ke target kontribusi yang ditetapkan secara nasional atau Nationally Determined Contribution (NDC), penurunan emisi di pembangkit batubara harus digantikan dengan sumber energi terbarukan lain. 

“Secara umum, ketika satu PLTU mau kita turunun sharenya (kapasitas) turun, emisi ini turun, terus ditambah lagi EBT jadi melengkapi sudah,” jelasnya. 

Direktur Manajemen Risiko PLN Suroso Isnandar menjelaskan, saat ini pembangkit PLTU Suralaya1 sampai 4 sudah memasuki masa coal phase down secara bertahap dan menyesuaikan fluktuasi beban listrik yang ada. 

Nantinya pembangkit Suralaya I sampai IV akan memasuki penurunan kapasitas pembangkit secara bertahap di akhir tahun ini dan akan dimatikan. 

“Saat ini penurunan kapasitas masih di angka 85% sampai 90% dan penurunan bisa sampai 75,87%. Ini belum dihitung masuknya pembangkit-pembangkit energi terbarukan yang baru,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (23/10). 

Baca Juga: Bappenas Sebut Sumber Pembiayaan untuk Pensiun Dini PLTU Belum Final

Suroso mengungkapkan, untuk menggantikan penurunan pasokan listrik dari Suralaya, PLN akan mengandalkan supply listrik hijau dari sumber lain. 

Meski belum bisa membeberkan rencana penurunan kapasitas di pembangkit batubara lainnya, Suroso menjelaskan, PLN sudah menyiapkan strategi lain untuk menurunkan emisi PLTU-nya. 

Beberapa cara yang akan ditempuh ialah, mengganti 1,1 GW PLTU dengan EBT, memanfaatkan Co-Firing biomassa pada 41 PLTU dan akan menjadi 52 PLTU pada 2025. Kemudian, mengganti 800MW PLTU dengan pembangkit gas dan melaksanakan program dediselisasi 1 GW. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat