PM Belanda: Katakan tidak untuk bantuan Yunani



AMSTERDAM. Perdana Menteri caretaker Belanda Mark Rutte menegaskan akan berlaku tegas dalam menghadapi krisis utang di kawasan Eropa. Salah satunya, Belanda akan memblokir paket bantuan ketiga untuk Yunani dan mempertahankan program penghematan sebagai satu-satunya jalan keluar dari krisis utang. "Kita sudah membantu mereka dua kali dan sekarang terserah Yunani untuk menunjukkan apakah mereka mau tetap berada di kawasan Eropa atau tidak," jelas pemimpin Liberal Belanda yang berusia 45 tahun tersebut. Dia menambahkan, Belanda juga terpukul parah oleh krisis utang. "Solusinya adalah penurunan pajak, mengatur keuangan pemerintah, dan menciptakan ruang bagi investasi," urainya. Sementara itu, pemimpin pesaing dari Partai Sosialis Emile Roemer, berpendapat sebaliknya. "Pemangkasan anggaran terlalu drastis dan waktu yang ada juga terlalu singkat. Warga miskin diharuskan membayar pajak," jelas Roemer, yang baru saja berulang tahun ke 50 pada 24 Agustus lalu. Sekadar informasi, berdasarkan Maurice de Hond poll yang dipublikasikan kemarin (26/8), Partai Sosialis mendapatkan kursi lebih banyak dibanding partai Rutte dengan mendapatkan 35 dari 150 kursi di parlemen. Survei yang sama juga menunjukkan Partai Freedom dan Partai Buruh mendapatkan 18 kursi. Pada survei yang berbeda yakni Ipsos Synovate yang dipublikasikan pada 24 Agustus lalu menunjukkan, Partai Rutte memimpin dengan 34 kursi, lebih banyak empat kursi dari Roemer.Itu artinya, sepertiga dari warga yang memiliki hak pilih di Belanda mendukung Sosialis, yang menentang pemangkasan anggaran dan menolak menyerahkan kedaulatan kepada Eropa, atau partai Freedom yang memilih keluar dari kawasan Eropa dan euro. Hal ini akan menyebabkan upaya Rutte, aliansi dari Kanselir Jerman Angela Merkel, untuk mendapatkan dukungan dari tiga atau empat partai untuk menjadi partai mayoritas di parlemen dan upaya memangkas defisit anggaran.


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie