KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha dan anggota kabinetnya membatalkan rencana untuk menerima suntikan dosis pertama vaksin AstraZeneca yang seharusnya dilakukan pada hari ini (12/3). Hal ini dilakukan karena adanya laporan terkait pembukaan darah terhadap mereka yang menerima vaksin yang dikembangkan AstraZeneca dan Universitas Oxford itu di beberapa negara Eropa. Dalam jumpa pers Kementerian Kesehatan Thailand, Prasit Watanapa, yang juga merupakan Dekan Fakultas Kedokteran di Rumah Sakit Siriraj, menegaskan bahwa peluncuran akan ditunda setelah penangguhan inokulasi menggunakan vaksin di Denmark, Norwegia dan Islandia.
Baca Juga: Ada efek berbahaya, 8 negara Eropa stop sementara vaksin Covid-19 AstraZeneca Belum diketahui sampai kapan penangguhan ini akan dilakukan negara tersebut. Sebenarnya, Thailand sebelumnya sudah memberikan persetujuan penggunaan darurat untuk vaksin Covid-19 AstraZeneca dan Sinovac Biotech. Hingga Kamis (11/3), Thailand sudah menerima 117.300 dosis vaksin AstraZeneca. Negeri Gajah Putih ini juga sudah mengelola 36.000 dari 200.000 dosis CoronaVac dari Sinovac. Sedangkan 800.000 dosis lagi akan tiba pada 25 Maret yang digunakan untuk petugas kesehatan dan kelompok berisiko tinggi. Sekretaris Kementerian Kesehatan Thailand Kiattiphum Wongjit dalam keterangan persnya menyebut, Thailand berada dalam posisi untuk mengguhkan peluncuran vaksinasi demi penyelidikan keamanan yang lebih lanjut. Terlebih, pemerintah menganggap telah berhasil mengendalikan gelombang kedua virus corona. "AstraZeneca masih merupakan vaksin yang bagus tetapi dengan apa yang telah terjadi membuat Kementerian Kesehatan berdasarkan nasihat ini ingin menunda penggunaan vaksin AstraZeneca untuk sementara waktu," kata Kiattiphum. Yong Poonvorawan, seorang ahli virologi, mengatakan pada konferensi pers bahwa penyelidikan juga akan memeriksa apakah ada masalah yang mungkin terkait dengan bets tertentu di Eropa dan mengatakan vaksin yang dipasok ke Thailand dibuat di Asia. Thailand sejauh ini mencatat lebih dari 26.500 infeksi virus korona dan 85 kematian dalam populasi 66,5 juta. Gelombang kedua yang dimulai pada bulan Desember sekarang mencatatkan di bawah 100 infeksi baru per hari.
Baca Juga: Kanada menyatakan vaksin AstraZeneca aman Strategi vaksinasi Thailand secara keseluruhan sangat bergantung pada AstraZeneca, yang akan diproduksi secara lokal oleh perusahaan milik raja negara itu, dengan 61 juta dosis dicadangkan untuk penduduk Thailand.
Namun, AstraZeneca yang dibuat secara lokal tidak akan siap sampai setidaknya Juni, dan Thailand minggu lalu memulai inokulasi terbatas dengan dosis impor vaksin Sinovac. Kiattiphum mengatakan bahwa dosis impor Thailand tidak berasal dari
batch yang sama yang sedang diselidiki di Eropa. "Kami mendapat ini dari pasokan global dan tidak ada laporan (masalah) ini di Asia," pungkas dia
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari