PM Israel: Dosis Keempat Vaksin Covid-19 Aman, Antibodi Naik Lima Kali Lipat



KONTAN.CO.ID - YERUSALEM. Perdana Menteri Israel Naftali Bennett memastikan bahwa dosis keempat vaksin Covid-19 berhasil memberikan perlindungan lebih kepada para penerimanya. Bennett mengatakan, jumlah antibodi bahkan meningkat hingga lima kali lipat.

Berbicara di Sheba Medical Center, yang menguji dosis keempat, Bennett juga turut mengkonfirmasi bahwa pemberian dosis keempat aman.

"Kami tahu bahwa seminggu setelah pemberian dosis keempat, kita melihat peningkatan lima kali lipat dalam jumlah antibodi pada orang yang divaksinasi," kata Bennett dalam pernyataannya hari Selasa (4/1), seperti dikutip Reuters.


Saat ini Israel telah memberikan dosis keempat vaksin Covid-19 kepada orang di atas 60 tahun, petugas kesehatan, dan pasien dengan gangguan kekebalan.

Uji coba pemberian dosis keempat pertama kali dilakukan oleh Sheba Medical Center pada 27 Desember lalu. Dosis vaksin Pfizer/BioNTech saat itu disuntikkan kepada 150 personel medis yang tingkat antibodinya turun drastis sejak mereka menerima dosis ketiga empat hingga lima bulan yang lalu.

Baca Juga: Israel Setujui Pemberian Vaksin Covid-19 Dosis Keempat untuk Orang yang Rentan

Sheba juga melaporkan akan segera memberikan booster kedua kepada kelompok lain minggu ini. Jenis vaksin yang digunakan berasal dari Moderna.

Terkait efek samping, Sheba mengatakan ada beberapa penerima yang merasakan efek seperti rasa sakit di sekitar titik penyuntikan, demam, dan sakit kepala. Secara umum, efeknya tidak berbeda dari yang dilaporkan setelah mereka menerima dosis ketiga.

Studi mengenai perlunya pemberian dosis keempat mulai gencar dilakukan sejak munculnya varian Omicron di Afrika bulan November lalu. Data WHO saat ini menunjukkan bahwa Omicron telah muncul di setidaknya 128 negara.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa varian Omicron memiliki kemampuan yang baik dalam menghindari antibodi dan kekebalan tubuh. Hal ini yang menyebabkan Omicron bisa menyebar lebih lebih cepat meski tidak menimbulkan gejala separah Delta.

Para peneliti juga yakin bahwa garis pertahanan kedua sistem kekebalan tubuh manusia, atau sel T, masih sangat efektif dalam mengenali dan menyerang varian Omicron sehingga mencegah munculnya gejala Covid-19 yang parah.