KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketegangan Jepang–China kembali memuncak setelah Tokyo menuduh jet tempur China mengunci radar penembakan (fire-control radar) ke pesawat F-15 Jepang di dekat Kepulauan Okinawa akhir pekan lalu. Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi, menegaskan pemerintah akan memberikan respons yang tenang namun tegas. Ia menyatakan Jepang akan memperketat pengawasan udara dan maritim serta memantau pergerakan militer China secara lebih ketat. Kementerian Luar Negeri Jepang juga telah memanggil Duta Besar China pada Minggu.
Insiden itu terjadi di tenggara Okinawa, saat kapal induk Liaoning milik China tengah melakukan latihan “far-sea training”.
Baca Juga: 10 Jet Tempur Terbaik di Dunia: Ada F-35, J-20, F-22, sampai Dassault Rafale Kementerian Pertahanan Jepang menyebut sekitar 100 jet tempur China lepas landas dari kapal induk tersebut. Dua pesawat J-15 dari Liaoning diduga mengarahkan radar penembakan ke F-15 Jepang pada pukul 16.32 waktu setempat dan dua jam kemudian. Tidak ada cedera maupun kerusakan, dan pengamatan visual tidak dapat dilakukan karena jarak yang terlalu jauh. Tindakan mengunci radar penembakan dianggap sebagai ancaman serius karena menandakan potensi serangan langsung, sehingga memaksa pesawat lawan bersiap melakukan manuver menghindar. Kyodo mencatat, ini kali pertama Jepang mengungkap insiden radar lock oleh jet tempur China.
Baca Juga: Jet Tempur China Mengarahkan Radar Tembakan ke Pesawat Jepang, Ketegangan Memanas Menteri Pertahanan Jepang, Shinjiro Koizumi, menyebut insiden itu berbahaya dan sangat disesalkan. Wakil Menteri Luar Negeri Funakoshi Takehiro juga melayangkan protes keras saat memanggil Dubes China, Wu Jianghao. Namun Beijing membantah keras tuduhan tersebut. Juru bicara Kementerian Pertahanan China, Kolonel Senior Zhang Xiaogang, menyatakan justru Jepang yang “menguntit dan mengusik” latihan kelompok kapal induk Liaoning. Beijing menegaskan Jepang berulang kali menerbangkan pesawat ke zona latihan yang sudah diumumkan China sebelumnya. China menuduh Tokyo sengaja menggoreng isu radar untuk menciptakan ketegangan dan menyesatkan opini internasional. Beijing juga meminta Jepang menghentikan tindakan yang dianggap mengganggu latihan militer reguler China. Insiden akhir pekan ini memperpanjang ketegangan kedua negara yang meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
Baca Juga: Radar Dikunci Jet China, Jepang Kecam Manuver Berbahaya di Dekat Okinawa Pemicu awalnya adalah pernyataan PM Takaichi yang menyebut serangan PLA ke Taiwan bisa memicu keterlibatan militer Jepang berdasarkan hak bela diri kolektif, sebuah pernyataan yang memicu kemarahan Beijing. China kemudian membalas dengan langkah diplomatik dan ekonomi, termasuk kembali melarang impor seafood Jepang serta meningkatkan aktivitas kapal dan pesawat militernya di sekitar Kepulauan Senkaku dan wilayah Okinawa.