PM Jepang Tolak Ajakan AS untuk Berbagi Senjata Nuklir



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada hari Senin (28/2) menegaskan bahwa gagasan AS untuk menjadikan Jepang sebagai tuan rumah senjata nuklir tidak bisa diterima.

Beberapa waktu terakhir AS mulai melobi Jepang untuk mau menyimpan senjata nuklir sebagai bentuk pencegahan di tengah memanasnya hubungan Rusia dan Ukraina. Saat ini pun invasi yang telah lama dikhawatirkan benar-benar terjadi.

Di hadapan parlemen, Kishida menegaskan bahwa pemerintahannya akan tetap mempertahankan tiga prinsip non-nuklir. Sebelum ini, mantan pendahulu Kishida, Shinzo Abe, menyerukan agar opsi berbagi tugas menyimpan senjata nuklir untuk dibahas kembali.


"Ini tidak dapat diterima mengingat sikap negara kita mempertahankan tiga prinsip non-nuklir," tegas Kishida, seperti dikutip Kyodo.

Baca Juga: Invasi Rusia ke Ukraina Hari Ke-4, 352 Warga Tewas, Senjata Nuklir Disiagakan

Saat ini Jepang masih memegang teguh tiga prinsipnya, yaitu dengan tidak memproduksi, memiliki, dan mengizinkan senjata nuklir di wilayahnya. Prinsip ini tak lepas dari trauma masa lalu di mana kota Hiroshima dan Nagasaki hancur karena bom nuklir AS.

Kishida yang dahulu sempat menjadi anggota DPR dari Hiroshima juga menjadi salah satu sosok yang giat menyerukan lahirnya dunia yang bebas dari senjata nuklir.

Sikap Kishida terkait senjata nuklir ini sedikit berbeda dengan Abe. Mantan Perdana Menteri Jepang yang mundur karena alasan kesehatan akhir 2020 lalu ini merasa bahwa Jepang harus mempertimbangkan untuk hal itu mengingat kondisi dunia saat ini.

"Jepang adalah penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir dan memiliki tiga prinsip non-nuklir, tetapi tidak boleh diperlakukan sebagai diskusi tabu tentang realitas bagaimana dunia tetap aman," kata Abe, seperti dikutip Japan Times.

Baca Juga: Korea Utara Lanjutkan Uji Coba, Kembali Tembakkan Rudal Balistik Pada Minggu (27/2)

Berbicara dalam sebuah program di kanal Fuji Television, Abe merasa pemerintah Jepang kini harus mempertimbangkan berbagai opsi dalam diskusinya, termasuk berbagi nuklir dengan sekutunya.

Program NATO memungkinkan AS untuk senjata nuklirnya di Eropa dengan pengawasan ketat. Di saat yang sama, AS juga mengizinkan sekutu yang tidak memiliki senjata nuklir untuk berbagi tugas dalam menyimpan serta mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan jika senjata itu digunakan.

Menurut Abe, program berbagi nuklir NATO bisa membantu Jepang terhindar dari ancaman yang ada di sekitar kawasannya.