PM Thailand Serukan Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan Saat Ketegangan Membayangi APEC



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha meminta para pemimpin dunia untuk fokus pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan karena ketegangan geopolitik atas Ukraina dan Korea Utara akan membayangi tiga pertemuan puncak berturut-turut terakhir di kawasan itu.

Prayuth, yang menjadi tuan rumah forum Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Bangkok, mengatakan pada hari Jumat bahwa negara-negara harus memutuskan praktik masa lalu untuk mengatasi tantangan pandemi, perubahan iklim, dan perpecahan geopolitik.

“Kami tidak bisa lagi hidup seperti dulu. Kita perlu menyesuaikan cara pandang, cara hidup dan cara berbisnis,” kata Prayuth saat membuka forum dua hari tersebut.


Baca Juga: KTT APEC di Thailand Diwarnai Aksi Unjuk Rasa

Pertemuan tersebut, yang mengikuti KTT Asia Timur minggu ini di Kamboja dan KTT para pemimpin G20 di Bali, Indonesia, telah mempertemukan para pemimpin dunia termasuk Presiden China Xi Jinping dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, meskipun baik Presiden AS Joe Biden maupun Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menghadiri.

Biden, yang menghadiri pernikahan keluarga, diwakili oleh Wakil Presiden Kamala Harris, sementara Putin akan diwakili oleh Wakil Perdana Menteri Pertama Andrei Belousov.

Sementara APEC secara resmi ditugaskan untuk mendorong pembangunan ekonomi di kawasan itu, pertemuan itu diperkirakan akan didominasi oleh ketegangan geopolitik atas perang Rusia di Ukraina dan peluncuran terbaru rudal balistik antarbenua Korea Utara.

Berbicara di Bangkok pada hari Jumat, Kishida mengatakan Tokyo telah mengajukan "protes keras" atas uji coba rudal terbaru Pyongyang, yang mendarat di perairan prefektur Hokkaido utara Jepang.

Harris dan Kishida, bersama dengan para pemimpin dari Korea Selatan, Australia, Kanada, dan Selandia Baru, mengadakan pertemuan darurat tentang peluncuran di sela-sela forum, dengan Harris mendesak Pyongyang untuk “menghentikan tindakan melanggar hukum lebih lanjut yang merusak stabilitas.”

Baca Juga: Presiden Jokowi akan Hadiri Sesi Retreat KTT APEC

Perang Rusia di Ukraina juga akan menjadi agenda utama karena pertempuran memperburuk krisis biaya hidup yang telah menyebabkan inflasi di banyak negara mencapai level tertinggi empat dekade.

Terlepas dari perpecahan atas peran Rusia dalam konflik, G20 pada hari Rabu mengeluarkan deklarasi yang menyatakan bahwa mayoritas anggota mengutuk “agresi Rusia” di Ukraina sambil mencatat ada “pandangan lain dan penilaian yang berbeda”.

Editor: Handoyo .