PM Tiongkok: Pemisahan hubungan China-AS berbahaya bagi dunia



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan, pemisahan hubungan China dan Amerika Serikat (AS), dua ekonomi utama dunia, tidak akan menguntungkan kedua belah pihak, dan juga berbahaya bagi dunia.

Berbicara di konferensi pers Kamis (28/5) setelah penutupan sesi ketiga Kongres Rakyat Nasional ke-13, Li menggarisbawahi pentingnya menggunakan kebijaksanaan untuk menangani hubungan China-AS yang kompleks.

"Saat ini, hubungan China-AS telah menemui beberapa masalah dan tantangan baru," kata Li. Tapi, dia juga mencatat, ada banyak bidang di mana kedua negara bisa dan harus bekerjasama dalam mengatasi tantangan tradisional dan non-tradisional.


Baca Juga: China: Keputusan AS atas Hong Kong adalah tindakan paling biadab

Li menyatakan, ekonomi China dan AS sudah saling berhubungan erat. Dan, kedua belah pihak telah mendapat manfaat besar karena hubungan ekonomi juga perdagangan bilateral sudah berjalan jauh.

"Saya percaya, kerjasama ekonomi dan perdagangan antara kedua negara harus terus mengikuti aturan bisnis. Kita harus menyerahkan keputusan kepada pasar dan pengusaha," ujarnya seperti dikutip China Daily.

Mengingat ikatan China-AS menyangkut kepentingan orang-orang di kedua negara juga seluruh dunia, Li menyebutkan, masalah apa pun yang terjadi dalam hubungan ini akan menjadi perhatian bagi komunitas internasional.

Baca Juga: China bakal murka, DPR AS ketok palu UU HAM Muslim Uighur

Perdana Menteri mengatakan, perbedaan, perselisihan, bahkan friksi tidak bisa China dan AS hindari, mengingat perbedaan kedua negara dalam hal sistem sosial, warisan budaya, serta latar belakang sejarah.

"Yang penting adalah, bagaimana kita mengelola perbedaan pendapat dan perbedaan ini," kata Li yang menambahkan, hubungan bilateral telah bergerak maju dalam beberapa dekade terakhir di tengah-tengah perubahan.

Menurut dia, China dan AS harus mengembangkan hubungan mereka berdasarkan kesetaraan, menghormati kepentingan inti masing-masing, dan keprihatinan utama, serta merangkul kerjasama yang akan kondusif bagi kedua negara juga dunia.

Editor: S.S. Kurniawan