PMI berniat bangun pabrik vaksin senilai Rp 600 M



JAKARTA. Palang Merah Indonesia (PMI) akan membangun pabrik vaksin darah. Rencana itu disampaikan Ketua PMI Jusuf Kalla (JK) di gedung PMI di Jakarta, Selasa (13/8).

Pabrik tersebut diharapkan bisa mengurangi jatah impor vaksin untuk darah ke Indonesia. Menurut JK, kebutuhan vaksin darah di Indonesia sudah sangat mendesak.

Sampai saat ini, dalam memenuhi kebutuhan vaksin darah, Indonesia mengandalkan importasi dengan nilai impor mencapai Rp 1,5 triliun.


Rencananya, pabrik vaksin darah itu akan dibangun di wilayah Jabodetabek. "Nilai investasinya mencapai Rp 600 miliar. Untuk teknologi akan digunakan dari Prancis," kata JK, Selasa (13/8).

Lebih lanjut, Wakil Presiden Indonesia periode 2004-2009 itu bilang, saat ini PMI tengah merancang pembangunan pabrik. Diharapkan, pembangunannya selesai tahun 2016-2017. "Pembangunannya cukup lama, sekitar dua tahun," ujar JK.

PMI kerjasama dengan Citilink

Pada kesempatan yang sama, JK mengapresiasi langkah maskapai penerbangan Citilink yang melakukan penghimpunan dana dari masyarakat untuk PMI.

Menurut JK, kebutuhan dana kemanusiaan terus bertambah sehingga pendanaan tetap diperlukan. Karena itu JK berharap, bertambahnya penumpang Citilink bisa menambah besarnya donasi yang dihimpun.

Nantinya, dana tersebut akan digunakan PMI untuk keperluan kemanusiaan seperti bencana alam, penyiapan logistik dan sebagainya.

Sementara itu, Arif Wibowo, Chief Executive Office (CEO) Citilink mengungkapkan, kerja sama ini dilakukan untuk mempermudah kinerja PMI saat pelaksanaan kegiatan darurat.

Dengan program ini, Arif berharap masyarakat dapat terlibat lebih efektif dalam kegiatan sosial kemanusiaan.

Citilink memberikan peluang kepada masyarakat yang menjadi penumpang maskapai untuk mendonasikan dana Rp 5.000 per tiket untuk PMI.

Dalam setiap pembelian tiket Citilink secara online, penumpang diberikan pilihan memberikan donasinya kepada PMI. Arif bilang, kerja sama ini akan berlangsung selama lima tahun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri