PMI China Turun ke Level Terendah, Pemerintah Diminta Segera Turun Tangan



KONTAN.CO.ID – BEIJING. Aktivitas manufaktur di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) berada di level terendah pada Desember 2023 dalam enam bulan terakhir. Pemerintah diminta segera bertindak untuk mengatasi permasalahan ini.

Dilansir dari Bloomberg, Senin (1/1) Indeks Manajer Pembelian (PMI) mencatat aktivitas manufaktur China turun menjadi di level 49. Angka tersebut lebih lemah dari perkiraan yang sebesar 49,6 berdasarkan survei Bloomberg.

Sementara itu, indeks aktivitas non manufaktur naik menjadi 50,4 dari 50,2 di bulan November 2023 yang didorong oleh ekspansi di sektor konstruksi karena investasi infrastruktur meningkat dalam beberapa bulan terakhir.


Angka-angka tersebut memberi sinyal pelemahan dalam pemulihan ekonomi Tiongkok tahun ini. Pemerintah pun didesak segera untuk membuat kebijakan fiskal dan moneter setelah berjanji mempertahankan pertumbuhan di 2024.

Baca Juga: Pesan Akhir Tahun Xi Jinping: Reunifikasi dengan Taiwan Tak Bisa Dihindari

Ahli Strategi di Australia dan Newzealand Banking Group, Xing Zhaopeng memprediksi ada kemungkinan bank sentra China bakal memangkas suku bunga pada awal Januari 2024 ini.

Sementara itu, Analis NBS Zhao Qinghe mengatakan bahwa penurunan pesanan dari luar negeri dan domestik menjadi faktor utama permasalahan turunnya aktivitas manufaktur Tiongkok. Alhasil sektor tekstil dan produk mineral non logam tidak bisa menggunakan kapasitas penuh.

Zhao bilang lemahnya permintaan dan lesunya kepercayaan diri Tiongkok tercermin dalam deflasi harga konsumen yang semakin dalam karena menyusutnya impor.

Diprediksi penurunan properti terburuk dalam sejarah RRT diperkirakan masih berlanjut dengan pembatasan permintaan barang-barang furnitur hingga perabot rumah tangga.

Sub indeks pesanan baru pabrik turun menjadi 48,7 sementara indeks pesanan ekspor baru terkontraksi menjadi 45,8. Untuk sektor non manufaktur indeks aktivitas konstruksi naik ke level 56,9 dari 55 di November 2023.

Baca Juga: Korea Utara: Perang di Semenanjung Korea Bisa Pecah Kapan Saja

Beberapa analis memperkirakan, sektor konstruksi akan tetap kuat karena pemerintah Tiongkok tengah gencar meningkatkan proyek infrastruktur di mana dananya berasal dari penerbitan obligasi.

Selain itu, lanjut Zhao, industri jasa seperti transportasi udara, penginapan dan layanan rumah tangga tampak melemah sebab masyarakat mengurangi perjalanan akibat dari cuaca dingin.

Editor: Tendi Mahadi