KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja industri manufaktur kembali meningkat pada bulan Mei 2021. IHS Markit mencatat, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia bulan lalu di level 55,3 atau naik dari 54,6 pada bulan April 2021. Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menuturkan kenaikan indeks PMI karena didorong aktivitas bisnis yang sudah mulai pulih. Ia menilai pulihanya aktivitas bisnis dilandasi masyarakat yang semakin terbiasa dengan new normal. Selain itu juga, asing juga sudah mulai masuk ke pasar saham. Ia menilai masuknya asing menandakan mereka melihat momentum bahwa ekonomi Indonesia semakin pulih. Ditambah, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II ini mencapai 7%.
Baca Juga: Wall Street memerah, Dow jatuh lebih dari 100 poin karena kekhawatiran inflasi Karenanya, ia menilai indeks PMI bisa melanjutkan penguatannya di Juni ini. "Kami meyakini dengan tingkat probabilitas 60%, PMI Indonesia bisa kembali pulih," lanjutnya. Hanya saja, ia menegaskan tetap harus memperhatikan adanya potensi lockdown berkaca dari kasus Malaysia. Menurutnya, jika hal tersebut terjadi ekonomi Indonesia bisa kembali mengalami penurunan.
Sementara itu, analis Phillip Sekuritas Indonesia, Helen menuturkan kenaikan PMI Manufaktur di level 55,3 didorong oleh beberapa faktor antara lain momentum bulan puasa dan Lebaran yang meningkatkan permintaan, kebijakan PPnBm, dan konsumsi dalam negeri, serta pemulihan aktivitas ekonomi sejumlah negara tujuan ekspor Indonesia. Secara sektoral, kenaikan PMI didorong dari sektor otomotif, batubara, dan sektor yang berkaitan dengan logam termasuk di dalamnya farmasi dan alat kesehatan. Senada dengan Nico, Helen juga memperkirakan kenaikan PMI Manufaktur tidak setinggi sekarang. Namun diproyeksikan masih di level ekspansi sekitar 50. "Hal untuk mendorong salah satunya adalah penanganan Covid-19 terutama program vaksin untuk mendorong
herd community agar aktivitas ekonomi bisa berjalan normal kembali," sebutnya.
Baca Juga: Indeks manufaktur berpotensi naik lagi, ini proyeksi IHSG untuk jangka pendek Dari sana, ia memperkirakan IHSG dalam jangka pendek akan berada di level 6.030 untuk support dan resistance di level 6.120. Adapun beberapa saham yang menarik untuk diamati, yakni
SIDO dengan target harga 875,
KLBF di 1.750, dan
ICBP di 11.000 Sementara Nico menilai IHSG akan menguji di level 6.115. Menurutnya, jika IHSG ditutup tidak pada level tersebut atau di atas angka itu maka bisa mengalami penurunan ke level 5.700. Sementara, target IHSG hingga tutup tahun berada di level 6.480. Nico menilai, beberapa saham yang menarik diamati dengan adanya penguatan indeks ini yaitu
ICBP dengan target harga 12.150,
BRPT di 1.050, dan
UNVR di 7.000. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto