PMN mendongkrak kinerja empat BUMN



JAKARTA. Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) merestui empat emiten pelat merah menerbitkan saham baru (rights issue). Keempat emiten itu adalah PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT PP Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) serta PT Krakatau Steel Tbk (KRAS).

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, pemerintah mengalokasikan penyertaan modal negara (PMN) emiten BUMN melalui APBN-P 2016 sebesar Rp 9 triliun. Perinciannya, WIKA meraih dana PMN senilai Rp 4 triliun, akan digunakan untuk membangun infrastruktur.

Kemudian PTPP mendapat Rp 2,25 triliun untuk membangun infrastruktur dan rusunami, KRAS sebesar Rp 1,5 triliun untuk membangun pabrik baja dan pembangkit listrik, serta JSMR meraih Rp 1,25 triliun untuk membangun infrastruktur.


Sebelumnya, pemerintah menyetujui rights issue empat BUMN tersebut dengan total estimasi dana Rp 14,3 triliun. Potensi pengumpulan dana itu berasal dari PMN sebesar Rp 9 triliun dan sisanya Rp 5,3 triliun dari publik.

"PMN dikucurkan melalui mekanisme penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Dijamin kepemilikan pemerintah di empat BUMN itu tidak akan terdilusi," kata Menteri Sri Mulyani, di Gedung DPR, Rabu (24/8).

Keempat BUMN tadi akan menggelar rights issue pada kuartal keempat tahun ini. WIKA akan memperoleh PMN pada 17 Oktober 2016, diikuti proses HMETD dimulai 19 Oktober 2016, KRAS pada 31 Oktober dengan memulai HMETD 2 November, JSMR disuntik PMN pada 14 November dan proses HMETD mulai 16 November.

Adapun PTPP meraih kucuran PMN pada 28 November dan dua hari kemudian memulai HMETD. Saat HMETD berlangsung, dana PMN sudah cair. Suntikan modal negara tentu akan mendongkrak kinerja keempat emiten BUMN.

Didukung PMN, pemerintah memproyeksikan WIKA meraih pendapatan Rp 27,1 triliun pada tahun ini, melonjak 58% year on year (yoy).

Tanpa PMN, WIKA diprediksi meraih pendapatan Rp 25 triliun. Tahun 2020, disokong PMN, pendapatan WIKA berpotensi mencapai Rp 59 triliun. Tanpa PMN, pendapatan emiten konstruksi ini hanya senilai Rp 35,9 triliun.

Laba bersih WIKA selama 2016 juga diprediksi tumbuh 45% (yoy) menjadi Rp 907 miliar. Tanpa PMN, laba bersihnya ditaksir hanya Rp 742 miliar. Pada 2020, suntikan PMN bisa mengokohkan laba bersih WIKA ke posisi Rp 2,53 triliun. Sementara tanpa PMN, laba WIKA Rp 1,35 triliun.

Sedangkan pendapatan KRAS tahun ini diprediksi naik 23% (yoy) menjadi US$ 1,6 miliar, dengan atau tanpa PMN. Laba bersihnya juga berpotensi naik ke US$ 51 juta. Tahun 2015, KRAS masih rugi US$ 320 juta.

Pasar merespons beragam kucuran PMN. Harga KRAS kemarin melonjak 6,47%. Adapun harga PTPP, JSMR dan WIKA menyusut masing-masing 3,23%, 0,98% dan 0,61%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie