JAKARTA. Perum Bulog sangat membutuhkan dana penyertaan modal negara (PMN) untuk tahun 2016 mendatang sebesar Rp 2 triliun. Namun PMN tersebut mandek di DPR yang menahan rencana pemerintah melakukan PMN untuk 25 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada tahun depan. Untuk itu, Bulog melirik alternatif pendanaan dari perbankan. Seharusnya, dana PMN sebesar Rp 2 triliun itu digunakan Bulog untuk pengadaan dryer untuk gabah, silo untuk jagung, cold storage atau lemari pendingin untuk penyimpanan daging sapi. Padahal infrastruktur ini amat dibutuhkan Bulog untuk menunjang kinerjanya sebagai penyangga sejumlah komoditas pangan nasional. "Sebelumnya, dana PMN itu dipersiapkan untuk perluasan infrastruktur Bulog, berupa infrastruktur pasca panen dan penyimpanan," ujar Direktur Utama Bulog akhir pekan lalu. Silo misalnya dibutuhkan Bulog untuk menyimpan stok jagung. Dengan begitu, setiap kali dibutuhkan jagung di luar masa panen, Bulog tetap memiliki persediaan. Demikian juga dengan memiliki drying center sangat mendukung kinerja Bulog dalam hal meningkatkan kualitas gabah yang dibeli dari petani. Untuk mengantisipasi PMN tertahan dalam waktu lama, Bulog berencana mencari pinjaman dari perbankan agar pembangunan infrastruktur tersebut tetap jalan. Namun agar bisa mendapatkan pinjaman, Bulog membutuhkan surat jaminan dari pemerintah. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
PMN tertahan, Bulog cari pinjaman perbankan
JAKARTA. Perum Bulog sangat membutuhkan dana penyertaan modal negara (PMN) untuk tahun 2016 mendatang sebesar Rp 2 triliun. Namun PMN tersebut mandek di DPR yang menahan rencana pemerintah melakukan PMN untuk 25 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada tahun depan. Untuk itu, Bulog melirik alternatif pendanaan dari perbankan. Seharusnya, dana PMN sebesar Rp 2 triliun itu digunakan Bulog untuk pengadaan dryer untuk gabah, silo untuk jagung, cold storage atau lemari pendingin untuk penyimpanan daging sapi. Padahal infrastruktur ini amat dibutuhkan Bulog untuk menunjang kinerjanya sebagai penyangga sejumlah komoditas pangan nasional. "Sebelumnya, dana PMN itu dipersiapkan untuk perluasan infrastruktur Bulog, berupa infrastruktur pasca panen dan penyimpanan," ujar Direktur Utama Bulog akhir pekan lalu. Silo misalnya dibutuhkan Bulog untuk menyimpan stok jagung. Dengan begitu, setiap kali dibutuhkan jagung di luar masa panen, Bulog tetap memiliki persediaan. Demikian juga dengan memiliki drying center sangat mendukung kinerja Bulog dalam hal meningkatkan kualitas gabah yang dibeli dari petani. Untuk mengantisipasi PMN tertahan dalam waktu lama, Bulog berencana mencari pinjaman dari perbankan agar pembangunan infrastruktur tersebut tetap jalan. Namun agar bisa mendapatkan pinjaman, Bulog membutuhkan surat jaminan dari pemerintah. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News