PNBP Minerba Capai Rp 121,74 Triliun atau 107,22% dari Target



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) telah melampaui target yang telah dipatok pada tahun ini.

Berdasarkan data dari Mineral One Data Indonesia (MODI) per 12 November 2024, realisasi PNBP sektor minerba telah mencapai Rp 121,74 triliun atau 107,22% dari target yang dipatok sebesar Rp 113,54 triliun.

Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Rita Susilawati mengatakan, komoditas batubara masih menjadi penopang utama penerimaan negara bukan pajak dari sub sektor batubara.


"Saat ini capaiannya berkisar 75% dari total royalti semua komoditas," kata Rita kepada Kontan, Rabu (13/11).

Baca Juga: Penerimaan Pajak Sulit Diandalkan, Pemerintah Mulai Sibuk Genjot PNBP

Melansir data dari MODI, produksi batubara per 13 November telah mencapai 708,34 juta ton atau 99,77% dari target yang ditetapkan pada tahun ini. Dus, penjualan batubara mencapai 670,05 juta ton atau 94,37% dari target.

Rita mengungkapkan, capaian PNBP tahun 2024 didorong oleh upaya yang dilakukan Pemerintah melalui penguatan pengawasan PNBP Minerba dan juga sinergi proses bisnis antar Kementerian.

"Saat ini Pemerintah mewajibkan seluruh perusahaan untuk menggunakan aplikasi MOMS dan ePNBP sehingga mendorong wajib bayar lebih tertib dan mudah dalam melakukan pembayaran PNBP," ujar Rita.

Kendati PNBP minerba periode Januari-November 2024 minerba telah melampaui target pada tahun ini, namun realisasinya masih lebih rendah jika dibandingkan raihan setahun penuh pada 2023. Realisasi Januari - Desember 2023 mencapai Rp 172 triliun atau sebesar 118,41% dari target yang telah ditetapkan 2023 sebesar 146,07 triliun. Tersisa waktu kurang lebih dua bulan saja dari realisasi PNBP saat ini sebesar Rp 121,74 triliun.

Rita menyebut tahun realisasi PNBP minerba pada 2023 lebih tinggi mengingat harga komoditas yang tinggi (baik batubara maupun nikel) dibandingkan harga tahun 2024.

Tercatat, harga batubara tahun 2023 rata-rata sebesar  US$172 /ton, tahun 2024 hanya US$120 - US$130/ton. Harga nikel tahun 2023 rata-rata US$21.521/ton bahkan pernah mencapai 28.195/ton. Tahun 2024 rata rata sekitar US$16.000/ton.

Sementara itu, Plt Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Gita Mahyarani mengungkapkan raihan yang positif terutama untuk penerimaan negara. Capaian ini mencerminkan betapa strategisnya peran sektor batubara dalam mendukung penerimaan negara, terutama di tengah situasi ekonomi global yang tidak selalu stabil.

"Kami berharap raihan ini juga bisa berlanjut di tahun 2025 karna akan banyak tantangan ke depan," kata Gita kepada Kontan, Rabu (13/11).

Baca Juga: Genjot Setoran Pajak, Pemerintah Komitmen Cegah Kebocoran Pajak di Sektor SDA

Tantangan tersebut seperti adanya prediksi bahwa permintaan batubara secara global akan mulai menurun, khususnya dari negara-negara maju yang beralih ke energi terbarukan dan berbagai tantangan lainya. Di sisi lain, masih ada permintaan batubara di beberapa negara di Asia Tenggra yang membuka peluang bagi Indonesia.

Adapun, Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA) Hendra Sinadia bilang target PNBP minerba yang ditetapkan oleh pemerintah sepertinya konservatif, sementara harga komoditas secara umum masih relatif di level positif meskipun lebih rendah dari tahun lalu dan produksi relatif cukup bagus meski persetujuan RKAB terhadap beberapa perusahaan di awal tahun ada kendala.

Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi Pertambangan (Pushep), Bisman Bakhtiar mengapresiasi PNBP minerba melampaui target walaupun jika dibandingkan tahun lalu tidak lebih tinggi.

Untuk itu, Bisman mendorong agar pertambangan lebih maksimal untuk menyumbang pendapatan bagi negara. Caranya tata kelola lebih baik, kebocoran di atasi dan memaksimalkan multiplier effect pertambangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih