PNIN ganti usaha ke pariwisata



JAKARTA. PT Panin Insurance Tbk (PNIN) berencana mengubah kegiatan usaha dari asuransi kerugian menjadi pariwisata. PNIN akan meminta restu pemegang sahamnya dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 28 Juni 2013 atas rencananya tersebut.

Berdasarkan prospektus perubahan kegiatan usaha utama yang terbit Rabu (29/5), alasan perubahan usaha utama tersebut adalah lantaran porsi penempatan investasi pada pihak terafiliasi maksimum hanya sebesar 10% dari jumlah investasi. Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 53/PMK.010/2012 yang mengatur kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi. Nyatanya, PNIN menempatkan banyak investasi pada perusahaan afiliasi yang jumlahnya cukup besar. Bila mengurangi jumlah penyertaan pada beberapa perusahaan afiliasi tersebut, diperkirakan akan menurunkan kinerja PNIN secara keseluruhan.

Rencana perubahan kegiatan usaha utama PNIN akan dilakukan dengan mengalihkan kegiatan usaha asuransi kerugian dan mengalihkan seluruh aset dan liabilitas yang terkait dengan kegiatan usaha tersebut kepada anak perusahaan, yaitu PT Asuransi Umum Panin (AUP) yang telah didirikan sebelumnya. PNIN mengapit 99,99% saham AUP. Sehingga kelak, kinerja PNIN tidak larlalu banyak berubah karena kinerja AUP ikut dikonsoplidasikan.


Berdasar analisis manajemen, perubahaan bidang usaha ini akan membuat laba per saham menjadi Rp 626 pada tahun 2017. Jika tidak mengalami perubahan bidang usaha, manajemen memperkirakan laba per saham PNIN diproyeksikan sebesar 624,2.

Langkah awal yang direncanakan setelah perubahan usaha ini, perseroan akan memfokuskan dalam menggarap pasar yang berada di dalam lingungan internal kelompok usaha Panin dan relasi yang telah mempunyai hubungan yang sangat baik. Produk inti yang akan ditawarkan perseroan adalah pelayanan pemesanan tiket pesawat dan kamar hotel baik untuk perjalan dalam ataupun luar negeri.

Fadli, analis Net Sekuritas mengatakan perubahan ini sangat mengejutkan, terutama karena kinerja asuransinya menurutnya masih baik. "Kita belum bisa nilai sekarang," ujarnya. Hal ini dikarenakan Ia masih memerlukan penjelasan detail dari manajemen terkait perubahaan usaha tersebut untuk kemudian dianalisa prospeknya.

"Terlalu spekulatif. Jelas-jelas insurance-nya untung," tambah Fadli. Memang melihat kinerja keuangan kuartal pertama mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk adalah sebesar Rp 236, 56 miliar atau naik 16,8% dari Rp 202,5 miliar di periode yang sama di tahun sebelumnya.

Lebih lanjut Fadli menilai aksi korporasi ini sangat aneh dikarenakan nantinya anak usaha PNIN masih di bidang asuransi yaitu AUP, PT Panin Financial Tbk (PNLF) dan PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk. Terlebih, Fadli mendapat rumor bahwa nantinya PT Panin Life, anak usaha PNLF akan di IPO-kan menyusul masuknya investor baru yaitu Dai Ichi Life Insurance.

Fadli merekomendasikan hold untuk PNIN. Ia menyarankan para investor untuk menunggu penjelasan lebih lanjut dari manajemen terkait perubahan jenis usaha ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yuwono Triatmodjo