PNM menawarkan kupon 8,75% - 9,5%



JAKARTA. PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menerbitkan obligasi I PNM tahun 2012 senilai Rp 500 miliar. Obligasi berjangka waktu lima tahun itu menawarkan kupon di 8,75% - 9,5%.

Menurut Presiden Direktur PNM, Parman Nataatmadja, PNM tak menambah porsi penerbitan jika terjadi kelebihan permintaan (oversubscribed) pada saat penawaran awal (bookbuiding). Dana hasil penjualan obligasi akan digunakan PNM untuk memperkuat modal dan ekspansi. Sekitar 80% dana untuk modal kerja, 20% sisanya untuk melunasi utang jatuh tempo.

Modal kerja itu akan disalurkan PNM ke usaha mikro dan kecil melalui Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM). "Potensi usaha mikro kecil sangat besar, kami optimistis obligasi ini terserap pasar. Apalagi peringkatnya bagus," kata Parman, kemarin.


Andi Sidharta, Direktur Head of Investment Banking PT Bahana Securities, penjamin pelaksana penerbitan obligasi, menjelaskan, kupon obligasi PNM cukup tinggi untuk menarik minat investor. Obligasi PNM memberi premium sekitar 325 - 425 basis poin di atas benchmark Surat Utang Negara (SUN) FR0060 bertenor 5 tahun. Yield FR0060, kini, 5,7%.

Andi mengatakan, obligasi itu khusus didistribusikan di pasar domestik, dan tidak ditawarkan ke investor luar negeri. Obligasi itu menyasar perusahaan asuransi serta pengelola dana pensiun.

Proses bookbuiding 14-28 September 2012, dan penawaran 8-9 Oktober 2012. Pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada 15 Oktober. Masa penjatahan pada 10 Oktober 2012 dan pembayaran ke emiten serta distribusi elektronik pada 12 Oktober.

Analis Sucorinvest Central Gani, Ariawan, mengatakan, dengan peringkat idA dari Pefindo, obligasi PNM akan dilirik investor. Hanya saja, PNM belum pernah menerbitkan obligasi. Kemungkinan investor akan meminta kupon di batas atas. "Bisa jadi perusahaan akan memenangkan di kisaran 9%," ujar Ariawan.

Menurut Ariawan, permintaan obligasi korporasi masih tinggi. Asuransi dan pengelola dana pensiun masih tertarik menempatkan dana di obligasi, apalagi belum banyak obligasi yang baru. "Pilihan investor masih terbatas," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can