PNM menyalurkan Rp 1,27 triliun



JAKARTA. PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menyalurkan pembiayaan Rp 1,27 triliun dalam enam bulan pertama tahun ini. Pembiayaan ini meleset dari target.

Sekretaris Perusahaan PNM Gung Panggodo mengatakan, penyaluran pembiayaan baru pada setengah tahun pertama tahun ini sedikit lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni sebesar Rp 1,305 triliun. Selain itu, realisasi pembiayaan semester I 2015 juga di bawah target semula, yaitu Rp 1,3 triliun.

Menurut Gung, penyaluran pembiayaan tahun ini terkendala oleh perlambatan ekonomi. "Pembiayaan outstanding kami sepanjang semester I 2015 mencapai Rp 3,8 triliun. Kami optimistis semester II kondisi ekonomi lebih baik," ujar Gung kepada KONTAN, Jumat (10/7).


Tingkat kredit macet atau non performing financing (NPF) PNM per Juni 2015 relatif terkendali pada 3,8%. Namun, angka NPF ini memang lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu di level 3,48%. Gung berharap rasio NPF dapat dijaga di level 3% hingga akhir tahun. "Cara menjaga rasio NPF yaitu dengan lebih ketat dalam memilih nasabah," imbuhnya.

Saat ini, jumlah nasabah PNM sebanyak 130.000 orang dengan total aset sekitar Rp 5,1 triliun. Sepanjang semester I 2015, PNM berhasil membukukan laba Rp 36 miliar, naik 10,43% ketimbang periode yang sama tahun lalu Rp 32,6 miliar. PNM menargetkan laba Rp 62,78 miliar pada akhir tahun.

Memasuki separuh kedua tahun ini, PNM optimistis akan ada pertumbuhan lebih positif. Untuk itu, PNM tetap mengincar target pembiayaan Rp 3,5 triliun sampai akhir tahun ini.

Adapun strategi yang ditempuh demi tercapainya target tersebut adalah dengan menambah 30 unit baru. PNM juga menambah jumlah kantor cabang dari saat ini 29 kantor cabang menjadi 62 kantor cabang dalam dua hingga tiga bulan mendatang.

Bulan depan, ada lagi pemekaran kantor cabang di Medan dari satu menjadi empat kantor cabang. PNM juga menambah satu lagi kantor cabang di Aceh, dua kantor cabang di Jakarta dan tiga kantor cabang di Makassar. Di sisi lain, PNM merampingkan bisnis agar lebih efisien. Semula, terdapat beberapa saluran pembiayaan mulai dari unit, kluster, cabang pembantu dan cabang. Ke depannya, dari unit bisa langsung ke cabang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie