PNM proyeksikan bisa salurkan pembiayaan hingga Rp 40 triliun hingga akhir tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menargetkan penyaluran pembiayaan di kuartal II 2021 sebesar Rp 22,5 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya atau alami peningkatan sebesar 192%.

Di akhir tahun 2021, penyaluran pembiayaan PNM juga diproyeksi bisa menembus Rp 40 triliun, ditopang jangkauan layanan di 5.000 kecamatan dari 34 provinsi seluruh Indonesia.

Hal tersebut seiring optimismenya kepada pemerintah dalam melakukan integrasi ekosistem BUMN sektor UMi-UMKM akan menjamin akses pendanaan nasabah yang lebih murah dan cepat.


Baca Juga: Pemegang saham angkat komut dan komisaris Askrindo Syariah yang baru

Melalui holding BUMN di segmen UMi dan UMKM akan memacu masyarakat terkategori prasejahtera memiliki akses pendanaan yang lebih terstruktur dalam satu ekosistem. Dengan demikian diharapkan masyarakat prasejahtera bisa cepat ‘naik kelas’ dan memperbesar usaha mereka bahkan membantu dalam penyerapan tenaga kerja. 

"Diharapkan pembentukan holding akan mempercepat pelayanan pembiayaan ke masyarakat. Dengan pasar yang besar. Potensi pasar di segmen ultra mikro yang menyasar segmen masyarakat miskin atau pra sejahtera sangat besar," kata Sunar Basuki, EVP Keuangan dan Operasional PNM kepada kontan.co.id, Senin (21/6).

Melalui holding yang melibatkan pihaknya dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.  dan PT Pegadaian (Persero) itu, nasabah program Mekaar PNM akan memperoleh keuntungan penurunan bunga pinjaman sekitar 3%.

Integrasi ekosistem UMi pun dapat mengoptimalkan peran pemberdayaan PNM dengan penurunan biaya overhead sekitar 8%. Selain itu, integrasi ini diharapkan dapat memberikan akses pendanaan yang lebih murah kepada PNM dengan berkurang sekitar 7%-9%.

Holding tersebut memang bertujuan untuk mendukung visi pemerintah  dalam memberdayakan segmen UMi, mempercepat laju inklusi keuangan, pembiayaan berkelanjutan, serta  menyasar 57 juta nasabah. Dari total nasabah yang ingin disasar tersebut, 30 juta diantaranya diyakini belum memiliki akses ke sumber pendanaan formal.

Baca Juga: Hingga Mei 2021, Investree salurkan pinjaman Rp 7 triliun

Bahkan 5 juta nasabah diantaranya diperkirakan berada di bawah bayang-bayang jerat rentenir. Saat ini akses layanan pembiayaan atau pemberian kredit pada segmen UMi baru sekitar 20%.

Oleh karena itu, segmen usaha tersebut membutuhkan dorongan untuk memacu pertumbuhan. Salah satunya melalui holding yang memberikan skema pembiayaan modern yang tidak lagi mensyaratkan agunan dalam pemberian kredit, karena rata-rata UMKM tidak memiliki aset yang memadai. 

"PNM akan tetap memperluas jangkauan layanan ke daerah-daerah yang belum terlayani untuk meningkatkan pembiayaan di tahun ini," kata Sunar.

Selanjutnya: Nasabah mengeluhkan proses migrasi rekening BNI Syariah dan BRI Syariah ke BSI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi