PNM tunggu aturan reksadana UMKM dari Bapepam



JAKARTA. PT Penanaman Nasional Madani (PNM) Persero menyatakan siap menerbitkan reksadana berbasis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Namun, sebelum PNM melego reksadana tersebut, pihaknya masih menunggu Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK menerbitkan aturan mengenai reksadana berbasis UMKM. “Kalau aturan reksadana berbasis UMKM tersebut keluar, maka kita akan mengeluarkan reksadana berbasis UMKM dan UMKM syariah,” kata Direktur Utama PNM Parman Nataatmaja di kantor Kementerian BUMN, Selasa (21/9). Parman mengaku PNM sudah melakukan konsultasi mengenai rencana penerbitan reksadana berbasis UMKM kepada regulator pasar modal tersebut. Adapun, bentuk produk investasi tersebut adalah reksadana penyertaan terbatas. Produk tersebut dinilai memiliki potensi besar untuk diserap UMKM lantaran produk investasi ini dimaksudkan guna membantu kesulitan pendanaan sektor tersebut dalam pengembangan usahanya. Untuk mendistribusikan produk investasi itu, PNM akan menerbitkannya melalui PNM Investment Management (PNIM). Menurut Parman produk reksadana berbasis UKM ini tidak berbeda dengan produk reksadana konvensional. Adapun, aset dasar produk ini berupa kredit perbankan yang disalurkan ke UKM, yang disekuritisasi menjadi efek. Dengan demikian, dana yang dihimpun Manajer Investasi akan didistribusikan menjadi kredit bagi UKM, di mana pendistribusian kredit itu dilakukan dan dijamin oleh bank. Kinerja PNM Sementara itu, untuk kinerjanya PNM pada kuartal III/2010 menunjukkan kinerja positf. “Laba bersih hampir mendekati target akhir tahun. Kami optimistis target itu akan tercapai,” kata Sekretaris Perusahaan PNM Arif Mulyadi. Dari target laba akhir tahun sebesar Rp17 miliar, laba bersih hingga September 2010 mencapai Rp 14-15 miliar. Adapun, laba bersih tahun lalu sebesar Rp17 miliar dari target laba bersih dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) senilai Rp16 miliar. Sementara outstanding kredit yang sudah disalurkan PNM melalui Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) hingga September 2010 sebesar Rp 1,8 triliun ke 30.000 nasabah UMKM, dengan penyaluran kredit sepanjang tahun ini senilai Rp 960 miliar. Adapun, target penyaluran kredit melalui ULaMM sepanjang tahun ini mencapai Rp1,4 triliun. “Dananya berasal dari perbankan dan instrument capital market seperti dari MTN (medium terms note),” imbuhnya. Sementara untuk pendapatan, sebelumnya dia menargetkan bisa mencapai Rp 542 miliar. “Saya lupa posisi pendapatan per September. Namun, dari UlaMM menyumbang 50%, selanjutnya dari LKMS (Lembaga Keuangan Mikro Syariah) dan dari kredit program. Namun, akhir 2011 berdasarkan UU BI, tidak boleh lagi pemberian kredit program,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Djumyati P.