Poemuse racik Senandika dari puisi, lagu, tari



JAKARTA. Menyuarakan pendapat bukan barang mewah sekarang ini. Dengan ponsel di tangan, setiap orang merasa berhak didengar setiap kali jempol beraksi di atas papan ketik. Hari-hari menjadi lebih bising. 

Inilah yang mendorong Kennya Rinonce dan empat kawannya menghadirkan pertunjukan bertajuk Senandika untuk menyuarakan kegelisahan yang terlanjur dibuat oleh kebisingan mengatasnamakan perbedaan sebagai pemicunya, Minggu (14/5), di Institut Francais Indonesia, Bandung. 

Dalam Senandika, Kennya meracik pertunjukan bauran dari cuplikan puisi karya penyair-penyair dalam negeri, seni suara, musik, dan tarian. 


Karya puisi yang dihadirkan antara lain Sajak Kecil tentang Cinta karya Sapardi Djoko Damono, Meninggalkan Kandang dari Eka Budianta, Sajak Bumi Hijau karya WS Rendra, dan Melihat Api Bekerja besutan Aan Mansyur.

Mereka menamakan diri Poemuse Indonesia: puisi dan musik. Sebagai sutradara, Kenya menggandeng penyanyi tenor Daniel Victor dan penyanyi soprano Delta Damiana. Berbeda dengan pertunjukan puisi musikal umumnya, Sendika ini dibalut permainan alat musik oleh Nicholas Rio dan tarian Galuh Pangestri. 

"Kami ingin bercerita, bagaimana sulitnya menjadi diri sendiri di tengah arus argumentasi dan opini yang begitu deras mengalir dari luar," tulis Poemuse, dalam rilis yang diterima KONTAN. 

Pecinta puisi dan musik menyukai pertunjukan ini. "Poemuse: Senandika apik. Beberapa adegan di dalamnya buat saya merinding. Kerja yang luhur," tulis akun Twitter @perempuansore. 

Pecinta aksara yang ingin menikmati pertunjukan segar ini, masih bisa menikmati pertunjukkan Poemuse pada 19 Mei mendatang di Makassar International Writers Festival 2017 di Fort Rooterdam, Makassar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia