JAKARTA. Pola konsumsi masyarakat Indonesia diperkirakan mengalami perubahan setelah pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan Kadence Internasional, sebuah perusahaan riset asal Amerika Serikat, pola konsumsi akan berubah karena membengkaknya biaya pengeluaran BBM yang bisa berimbas pada pengeluaran untuk kebutuhan lain. Menurut Managing Director Kadence Indonesia, Viviek Thomas, salah satu pola konsumsi yang akan terpengaruh adalah kebiasaan masyarakat dalam mengalokasikan pendapatannya untuk menabung. "Sebanyak 41% konsumen mengatakan akan mengurangi jumlah tabungan rutin mereka dari angka yang biasanya dialokasikan sebelum kenaikan BBM," ujar Viviek, rabu (26/6) di Jakarta. Berdasarkan hasil survey diketahui, rata-rata total jumlah alokasi untuk menabung yang dilakukan masyarakat sebelum kenaikan harga BBM bersubsidi mencapai Rp 977.000 per bulan. Sementara dengan kenaikan harga BBM, maka rata-rata alokasi untuk menabung turun sebesar 16% menjadi Rp 823.000. Viviek juga bilang, jika dilihat dari gender, konsumen yang menyatakan akan menurunkan tabungan sebagian besar adalah kaum perempuan.
Pola konsumsi masyarakat berubah pasca BBM naik
JAKARTA. Pola konsumsi masyarakat Indonesia diperkirakan mengalami perubahan setelah pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan Kadence Internasional, sebuah perusahaan riset asal Amerika Serikat, pola konsumsi akan berubah karena membengkaknya biaya pengeluaran BBM yang bisa berimbas pada pengeluaran untuk kebutuhan lain. Menurut Managing Director Kadence Indonesia, Viviek Thomas, salah satu pola konsumsi yang akan terpengaruh adalah kebiasaan masyarakat dalam mengalokasikan pendapatannya untuk menabung. "Sebanyak 41% konsumen mengatakan akan mengurangi jumlah tabungan rutin mereka dari angka yang biasanya dialokasikan sebelum kenaikan BBM," ujar Viviek, rabu (26/6) di Jakarta. Berdasarkan hasil survey diketahui, rata-rata total jumlah alokasi untuk menabung yang dilakukan masyarakat sebelum kenaikan harga BBM bersubsidi mencapai Rp 977.000 per bulan. Sementara dengan kenaikan harga BBM, maka rata-rata alokasi untuk menabung turun sebesar 16% menjadi Rp 823.000. Viviek juga bilang, jika dilihat dari gender, konsumen yang menyatakan akan menurunkan tabungan sebagian besar adalah kaum perempuan.