Polandia Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Pertamanya, Habiskan US$40 Miliar



KONTAN.CO.ID - BUCHAREST. Pembangkit listrik tenaga nuklir pertama Polandia akan menghabiskan biaya sekitar US$40 miliar.

Sementara struktur pendanaan untuk proyek tersebut belum selesai, di mana Amerika Serikat (AS) akan berkontribusi melalui Exim Bank US, kata seorang pejabat senior dari Departemen Energi AS pada hari Rabu (24/7).

Warsawa berencana membangun enam reaktor dengan kapasitas nuklir sebesar 6-9 gigawatt (GW) di dua lokasi di pesisir Baltik untuk mengurangi emisi karbon negara tersebut dan menghentikan penggunaan batubara.


Baca Juga: Rusia Sebut Bakal Kerahkan Rudal Nuklir sebagai Respons Atas Aksi Amerika Ini

Pada tahun 2022, pemerintah Polandia sebelumnya memilih Westinghouse Electric Co untuk membangun pembangkit listrik tersebut, yang diharapkan akan beroperasi penuh pada tahun 2040.

"Jadi, enam reaktor, totalnya $40 miliar," kata seorang pejabat senior Departemen Energi AS kepada Reuters di sela-sela konferensi tahunan Kerjasama Energi dan Iklim Transatlantik (P-TECC) di ibu kota Rumania, Bucharest.

Struktur pendanaan masih dalam tahap negosiasi, kata pejabat tersebut.

Baca Juga: AS Menyesal Keluar dari Kesepakatan Nuklir dengan Iran di Era Donald Trump

"Tetapi pada dasarnya, pembiayaan utama datang melalui Exim Bank US. Kami mengusulkan ... semacam kendaraan khusus yang akan dibuat sehingga Amerika Serikat, melalui Exim Bank, dapat mengambil bagian langsung dalam proyek tersebut, sesuai permintaan Polandia."

"Jadi bukan ekuitas langsung, tetapi menciptakan kendaraan yang menyediakan ekuitas melalui kendaraan khusus."

Pejabat tersebut menambahkan bahwa proposal tersebut diharapkan disetujui oleh dewan Exim Bank selama tahun depan.

Baca Juga: Rusia Sebut Bakal Kerahkan Rudal Nuklir sebagai Respons Atas Aksi Amerika Ini

Warsawa telah mencari mitra untuk membangun pembangkit listrik tersebut dan menyediakan hingga 49% pembiayaan ekuitas untuk proyek tersebut.

Pada bulan Juni, Maciej Bando, wakil menteri iklim yang bertanggung jawab atas infrastruktur energi strategis, dikutip mengatakan bahwa perkiraan biaya akhir akan menjadi mungkin ketika rincian kontrak konstruksi tersedia tahun depan dan pembiayaan untuk proyek tersebut telah ditutup.

Editor: Yudho Winarto