KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analisis sosial dan politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun, menganggap polarisasi politik masih bisa terjadi jika pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, tidak memperkarakan hasil pemilu ke Mahkamah Konstitusi ( MK) untuk terbuka akan data kecurangan yang diklaim. "Jika BPN Prabowo-Sandi tidak memperkarakan ke MK dan terus memproduksi dugaan kecurangan ke publik terus-menerus, maka bisa jadi keterbelahan politik akan terus terjadi hingga pemilu berikutnya tahun 2024," kata Ubedilah kepada Kompas.com, Kamis (16/5). Penolakan akan hasil pemilu, lanjutnya, akan berdampak pada militansi pendukung Prabowo-Sandiaga. Sehingga, polarisasi akan terus berlanjut karena para pendukungnya masih meyakini dan memperjuangkan pasangannya sepanjang pemerintahan Jokowi.
Polarisasi berpotensi berlanjut bila Prabowo tak mau ke MK
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analisis sosial dan politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun, menganggap polarisasi politik masih bisa terjadi jika pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, tidak memperkarakan hasil pemilu ke Mahkamah Konstitusi ( MK) untuk terbuka akan data kecurangan yang diklaim. "Jika BPN Prabowo-Sandi tidak memperkarakan ke MK dan terus memproduksi dugaan kecurangan ke publik terus-menerus, maka bisa jadi keterbelahan politik akan terus terjadi hingga pemilu berikutnya tahun 2024," kata Ubedilah kepada Kompas.com, Kamis (16/5). Penolakan akan hasil pemilu, lanjutnya, akan berdampak pada militansi pendukung Prabowo-Sandiaga. Sehingga, polarisasi akan terus berlanjut karena para pendukungnya masih meyakini dan memperjuangkan pasangannya sepanjang pemerintahan Jokowi.