Polbangtan Kementan Jadikan BPP Kostratani Lumbung Petani Milenial



KONTAN.CO.ID - YOGYAKARTA. Percepatan Pembangunan Pertanian terus dikerjakan Kementerian Pertanian (Kementan) di berbagai wilayah. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan menggalakkan Program penumbuhan dan resonansi petani milenial. Termasuk juga memaksimalkan peran BPP Kostratani. 

Penumbuhan petani milenial dipercaya menjadi salah satu program strategis yang diproyeksikan dapat menanggulangi masalah regenerasi petani di Indonesia. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, mengatakan generasi muda merupakan bonus demografi di Indonesia.

“Masa depan pertanian ada di anak-anak muda, di generasi milenial. Untuk itu kita selalu berupaya agar semakin banyak generasi milenial yang turun ke sektor pertanian,” katanya dalam keterangannya, akhir pekan ini.


Baca Juga: Kebijakan DMO dan DPO Sawit Dikhawatirkan Bakal Tekan Harga TBS

Sementara, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi,  menyatakan pihaknya menargetkan dapat terus membantu mencetak petani milenial hingga mencapai 2,5 juta pada tahun 2024 mendatang.

“Bersama dengan Eselon I lainnya, kita (BPPSDMP) ditargetkan untuk dapat berkontribusi mencetak 50.000 petani milenial di tahun 2022 ini dan terus terakumulasi hingga 2,5 juta nanti di tahun 2024,” rinci Dedi.

Menindaklanjuti hal tersebut, Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) bertekad menjadikan Balai Peyuluhan Pertanian (BPP) sebagai pusat penumbuhan dan resonansi petani milenial.

Bambang Sudarmanto, Direktur Polbangtan YoMa, saat membuka Koordinasi Penyelenggaraan Kegiatan Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) Tahun 2022 beberapa waktu lalu mendorong optimalisasi fungsi BPP Kostratani.

Baca Juga: DPR Meminta Kementan Bertemu Bappenas dan DJA untuk Membahas Anggaran Bapanas

“Fungsi BPP Kostratani harus terus kita optimalkan. Bukan hanya sebagai wadah penyuluhan, harus lebih dari itu. Jadikan BPP sebagai pusat data dan informasi, pusat pembelajaran petani, serta pusat penumbuhan petani milenial,” tandas Bambang.

Editor: Noverius Laoli