JAKARTA. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono memastikan Kaesang yang dilaporkan oleh MH merupakan putra Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep. Kaesang dilaporkan ke polisi lantaran vlog (video blog) yang dibuatnya dituding mengandung unsur ujaran kebencian. "Iya ( Kaesang Pangarep)," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Rabu (5/7).
Argo menambahkan, barang bukti yang dilampirkan pelapor merupakan vlog yang dibuat oleh Kaesang. Menurut Argo, penyidik tengah mempelajari apakah kata-kata yang diucapkan Kaesang memenuhi unsur penyebaran ujaran kebencian atau tidak. "Ya namanya ada laporan kita terima. Kita lakukan penyelidikan, apakah itu masuk unsur pidana apa tidak," kata Argo. Penelusuran
Kompas.com, putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep memang pernah mengunggah video blog pada 27 Mei 2017. Dalam video berdurasi 2 menit 41 detik itu, awalnya Kaesang menyinggung soal ada oknum yang sukanya meminta-minta proyek pemerintah. Setelah itu, Kaesang juga menyinggung soal pentingnya menjaga generasi muda dari hal-hal negatif. Berikut kutipan kalimat Kaesang seutuhnya: "
Ini adalah salah satu contoh, seberapa buruknya generasi masa depan kita. Lihat saja.... (Video itu kemudian menampilkan anak-anak berteriak "bunuh, bunuh, bunuh si Ahok. Bunuh si Ahok sekarang juga"). Di sini aku bukannya membela Pak Ahok. Tapi aku di sini mempertanyakan, kenapa anak seumur mereka bisa begitu? Sangat disayangkan kenapa anak kecil seperti mereka itu udah belajar menyebarkan kebencian? Apaan coba itu? dasar N**** (sensor bunyi). Ini ajarannya siapa coba? dasar N**** (sensor bunyi). Ndak jelas banget. Ya kali ngajarin ke anak-anak untuk mengintimidasi dan meneror orang lain. Mereka adalah bibit-bibit penerus bangsa kita. Jangan sampai kita itu kecolongan dan kehilangan generasi terbaik yang kita punya. Untuk membangun Indonesia yang lebih baik, kita tuh harus kerja sama. Iya kerja sama. Bukan malah saling menjelek-jelekan, mengadu domba, mengkafir-kafirkan orang lain. Apalagi ada kemarin itu, apa namanya, yang enggak mau menshalatkan padahal sesama Muslim, karena perbedaan dalam memilih pemimpin. Apaan coba? Dasar N**** (sensor bunyi) Kita itu Indonesia, kita itu hidup dalam perbedaan. Salam Kecebong". (Akhdi Martin Pratama) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia