KONTAN.CO.ID - PROVIDENCE. Polisi Rhode Island, Amerika Serikat (AS), masih terus memburu pelaku penembakan di Brown University. Penembakan tersebut menewaskan dua mahasiswa. Delapan mahasiswa lain terluka akibat kejadian ini, tujuh di antaranya dalam kondisi kritis. Satu orang lainnya terluka akibat pecahan peluru.
Reuters melaporkan, jalan-jalan di sekitar kampus tetap diblokir dan dipenuhi kendaraan darurat beberapa jam setelah penembakan. Petugas meningkatkan keamanan di sekitar kota, sementara polisi melanjutkan perburuan pelaku penembakan.
"Pelaku masih buron," kata Brett Smiley, Walikota Providence kepada wartawan, dalam konferensi pers pukul 21.30 waktu setempat, atau sekitar pukul 9.30 WIB di Indonesia. Wakil Kepala Polisi Timothy O'Hara mengatakan, tersangka belum diidentifikasi.
Baca Juga: Penembakan Charlie Kirk: FBI Buru Pelaku, Umumkan Hadiah US$100.000 Para pejabat mengatakan, mereka sedang mencari seorang pria berpakaian hitam. Otoritas merilis video tersangka, yang menurut O'Hara mungkin mengenakan masker. Dia mengatakan otoritas telah mengambil selongsong peluru dari lokasi penembakan, tetapi polisi belum siap untuk merilis detailnya. Gubernur Rhode Island Daniel McKee bersumpah pelaku penembakan akan dibawa ke pengadilan. "Kami akan memastikan bahwa kami menangkap individu yang telah menyebabkan begitu banyak penderitaan bagi begitu banyak orang," tutur dia. Pencarian tersangka terhambat sebagian karena pusat kota Providence dipenuhi oleh konsumen yang berbelanja untuk liburan dan ribuan orang yang menghadiri konser. Lebih dari 400 orang dikerahkan melakukan pencarian.
Baca Juga: Fenomena Polri: Dibenci Tapi Diminati, Ini Kata Wamenko Kumham Otto, Cek Gaji Polisi Polisi juga bekerja sama dengan agen Federal Bureau of Investigation (FBI) dan agen dari Bureau of Alcohol, Tobacco, Firearms & Explosives. Para agen dan polisi mencari pelaku di kawasan sekitar kampus. Penegak hukum federal dan polisi dari kota-kota dan daerah sekitarnya membantu dalam pencarian. Tempat-tempat umum juga menambah pengamanan. Polisi juga meminta masyarakat yang memiliki informasi untuk melapor. "Beberapa informasi telah masuk. Kami telah menindaklanjutinya, namun belum ada satu pun membuahkan hasil," kata O'Hara.
Baca Juga: Polri Akui Warga lebih Suka Damkar Daripada Polisi, Cek Beda Gaji Polisi & Damkar Otoritas mengatakan pelaku penembakan melarikan diri setelah menembak mahasiswa di gedung teknik Barus & Holley di Brown University, tempat ujian sedang berlangsung saat itu. Brown terletak di College Hill di Providence, ibukota negara bagian Rhode Island. Universitas ini memiliki ratusan gedung, termasuk ruang kuliah, laboratorium, dan asrama. "Ini adalah hari yang kita harapkan tidak akan pernah terjadi, dan itu telah terjadi," kata Christina Paxson, Presiden Brown University. Ia mengonfimasi hampir semua korban adalah mahasiswa.
Baca Juga: Perpres 79/2025, Gaji ASN & Polisi Akan Naik, Cek Gaji Polisi 2025 Sesuai Pangkat Mahasiswa Brown University Chiang-Heng Chien, mengatakan kepada stasiun TV lokal WJAR, ia sedang bekerja di laboratorium bersama tiga mahasiswa lainnya ketika ia melihat pesan teks tentang situasi penembak aktif di blok yang sama. Chien bertutur, mereka menunggu di bawah meja selama sekitar dua jam.
Dibandingkan dengan banyak negara lain, penembakan massal di sekolah, tempat kerja, dan tempat ibadah lebih umum terjadi di AS. Negara ini memiliki beberapa undang-undang senjata api paling permisif di dunia maju. Arsip Kekerasan Senjata Api, yang mendefinisikan penembakan massal sebagai insiden apa pun di mana empat atau lebih korban ditembak, telah mencatat 389 kasus tahun ini di AS, termasuk setidaknya enam penembakan di sekolah. Tahun lalu AS mengalami lebih dari 500 penembakan massal, menurut arsip tersebut.