Polisi sulit tangkap terduga teroris Bahrun Naim



JAKARTA. Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan bahwa kepolisian sulit menangkap terduga teroris Bahrun Naim yang ditengarai menjadi dalang serangan teror di sekitar Jalan MH Thamrin, Jakarta, pada pekan lalu.

Polri sulit menangkap karena Bahrun tidak berada di Indonesia. Badrodin menuturkan, berdasarkan informasi yang diterima, Bahrun saat ini berada di Suriah dan bergabung dengan kelompok ISIS.

Dia menilai akan sangat sulit menangkap Bahrun karena otoritas Suriah juga kesulitan menangani ISIS di bawah pimpinan Abu Bakr Al Baghdadi.


"Persoalannya, di sana (Suriah), negara juga tidak mempunyai kemampuan. Bagaimana mungkin bisa kerja sama. Kalau ada yang lebih mampu kan Baghdadi sudah ditindak," kata Badrodin, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (18/1).

Bahrun Naim, anggota ISIS yang diduga berada di balik serangan teror dan bom di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Kamis (14/1).

Badrodin mengungkapkan, peluang penangkapan dapat dilakukan jika Bahrun kembali ke Indonesia.

Saat ini, kata dia, kepolisian masih terus berusaha mendapatkan informasi mengenai Bahrun. "Kalau di sana, kita paling hanya info-info saja. Tergantung aparat setempat," ungkapnya.

Pada Kamis (14/1), terjadi ledakan bom di sekitar perempatan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Ledakan bom disusul dengan serangan tembakan dari beberapa pelaku teror.

Berdasarkan keterangan Polri, pelaku teror diduga merupakan sel ISIS pimpinan Bahrun Naim. Bahrun disebut ingin membuktikan pengaruhnya di Indonesia agar bisa menjadi pimpinan ISIS di Asia Tenggara.

Akibat serangan itu, delapan orang tewas, empat di antaranya diduga pelaku teror. Adapun korban luka berat dan ringan mencapai puluhan.

Setelah serangan itu, aparat kepolisian berhasil menemukan beberapa bom rakitan yang belum diledakkan, beserta pistol rakitan dan amunisinya.

Bom dirakit pelaku di Jakarta, sedangkan senjata rakitan diduga berasal dari Mindanao, Filipina. (indra Akuntono) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto