Polisi tangkap 8 terduga teroris di Solo



JAKARTA. Kepolisian kembali menangkap sejumlah terduga teroris di Solo. Ada 8 orang sudah ditangkap dan disinyalir merupakan bagian dari jaringan lama yang terkait dengan pemilik bahan peledak Tambora, Jakarta Barat, Thorik. "Tadi malam kurang lebih jam 1, satuan Detasemen Khusus 88 Antiteror, kemudian berturut-turut sampai tadi jam 11 melakukan langkah-langkah penangkapan, ada 8 orang yang ditangkap di solo dan sekitarnya," kata Kapolri Jenderal Timur Pradopo, Sabtu (22/9). Timur menuturkan saat ini polisi tengah melakukan pemeriksaan intensif sekaligus TKP. Polisi berhasil menemukan 5 jenis bahan peledak yang siap diledakkan dan beberapa bahan peledak lainnya. "Kemudian ada beberapa yang memang sedang dilakukan analis karena sangat membahayakan sehingga kita tunggu saja perkembangan yang sedang olah TKP di Solo," ujarnya. Kapolri menyatakan terduga teroris yang ditangkap di Solo merupakan bagian dari jaringan teroris lama dan berkaitan dengan penangkapan di Depok, Solo, dan di Tambora. "Yang jelas ini adalah jaringan lama yang memang terus kami kembangkan. Ini kaitan dengan masalah yang ada di Depok, yang ada di Solo, yang ada di Tambora, saya kira itu," jelasnya. Sebagai informasi, dua orang yang diduga kuat aktor utama yakni R K, solo 2 Juli 1967, swasta, alamat Makam Bergulo RT 03 RW 07 Serengan Surakarta. Dia ditangkap pada pukul 24.00 WIB di depan solo square saat turun dari Bus dari Cilacap. Yang kedua berinisial B H, solo, 18 Mei 1967, wiraswasta, Griyan RT 05 RW 10 Kelurahan Pajang Kecamatan Laweyan Surakarta. Ditangkap pada pukul 05.30 WIB di jalan dekat rumahnya. R K terkait dengan kelompok Bojong Gede, rekrutmen dan pelatihan di Poso, menyimpan 3 bom yang sudah jadi di rumahnya yang disiapkan untuk menyerang polisi dan B H sebagai Amir kelompok terkait dengan Rudi, dan menyimpan bom di rumahnya. Polisi sedang berusaha menemukan bahan peledak yang mereka simpan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: