Politeknik Kemenperin di Makassar Hibahkan Mesin Perajang Pisang kepada IKM



KONTAN.CO.ID - Kementerian Perindustrian terus mendorong unit pendidikan vokasi binaannya dapat menjalin kerja sama dengan sektor industri. Upaya strategis ini guna memenuhi kebutuhan sektor industri dalam menopang produktivitasnya.

“Kemitraan link and match yang selama ini sudah dibangun antara lain adalah memasok sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan menciptakan inovasi teknlogi yang dibutuhkan oleh sektor industri,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Rabu (3/4).

Menperin optimistis, berbagai program dan kegiatan yang dilakukan unit pendidikan vokasi Kemenperin juga turut meningkatkan ekonomi daerah dan nasional melalui peran sektor industri. Sebab, aktivitas sektor industri terbukti memberikan dampak yang luas bagi perekonomian, mulai dari penerimaan devisa dari investasi dan ekspor serta penambahan jumlah tenaga kerja.


“Contohnya adalah untuk mendukung perekonomian di Sulawesi Selatan, kami aktif mencetak tenaga kerja industri terampil melalui penyelenggaraan pendidikan vokasi industri di Politeknik ATI Makassar, AK-Manufaktur Bantaeng, SMK-SMAK Makassar, dan SMK-SMTI Makassar,” sebut Agus.

Salah satu implementasi best practice tersebut adalah produksi mesin atau alat yang berkaitan dengan industri yang dipelajari di unit pendidikan terkait. Misalnya, Politeknik ATI Makassar melalui unit Teaching Factory-nya memproduksi mesin perajang pisang yang dihibahkan ke industri kecil dan menengah (IKM) yang memproduksi keripik pisang di Sulawesi Selatan.

“Politeknik ATI Makassar sebagai salah satu unit pendidikan vokasi Kemenperin tidak hanya mencetak tenaga kerja yang kompeten, namun juga memiliki karya dan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Hal ini merupakan pencapaian yang patut dibanggakan," kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan.

Unit Teaching Factory Politeknik ATI Makassar menghibahkan sebanyak tujuh mesin perajang pisang yang diproduksi selama tahun 2023 untuk IKM di sejumlah kabupaten di Sulawesi Selatan, antara lain di kabupaten Bone, Bulukumba, dan Maros.

"Produksi mesin perajang pisang oleh Unit Teaching Factory Politeknik ATI Makassar ini dapat menjadi motivasi agar unit pendidikan vokasi Kemenperin lainnya dapat membuat lebih banyak karya yang bermanfaat bagi masyarakat dan pelaku industri,” lanjut Masrokhan.

Direktur Politeknik ATI Makassar, Muhammad Basri menjelaskan bahwa mesin ini merupakan rancangan mahasiswa program studi Teknik Manufaktur Industri Agro yang menjadi tugas akhir mereka yang diproduksi lebih banyak oleh unit Teaching Factory dengan melibatkan mahasiswa dalam proses pabrikasinya.

“Mesin ini mampu mengolah pisang sebanyak 150-200 kilogram per jam dan lebih hemat listrik dibandingkan mesin perajang pisang lainnya. Dengan mengonsumsi daya 900 Watt, mesin sudah bisa dioperasikan," ungkap Basri.

Mesin perajang pisang ini berfungsi untuk menghasilkan potongan pisang dalam berbagai bentuk, baik model panjang maupun bulat. Produk makanan yang bisa dihasilkan di antaranya keripik pisang, sale pisang, dan kreasi kue berbasis pisang lainnya. “Tahun 2024 ini, unit Teaching Factory Politeknik ATI Makassar akan memproduksi kembali mesin perajang pisang sebanyak delapan unit,” ujar Basri.

Politeknik ATI Makassar merupakan salah satu dari 11 politeknik yang dimiliki oleh Kemenperin. Politeknik tersebut mempunyai tugas menyelenggarakan program pendidikan vokasi di bidang teknologi industri dan manufaktur, yang memiliki empat program studi yakni Teknik Industri Agro, Teknik Manufaktur Industri Agro, Teknik Kimia Mineral, dan Otomasi Sistem Permesinan.

Baca Juga: Kemenperin: IKM Batik Berpeluang Rebut Pasar Seragam Haji

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
TAG: