KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemetnan) mengukuhkan dosen Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor Lukman Effendy sebagai Guru Besar di bidang penyuluhan. Didirikan pada 2018 lalu, pengukuhan tersebut, menandai kali pertamanya Polbangtan memiliki Guru Besar. Kehadiran Guru Besar Polbangtan pertama ini disambut positif Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, yang mengharapkan Polbangtan dapat segera melahirkan lebih banyak profesor baru.
“Sebuah institusi pendidikan akan semakin baik bila memiliki banyak Guru Besar. Oleh karena itu, saya mengharapkan Polbangtan bisa segera menghadirkan profesor-profesor lainnya setelah ini,” katanya dalam siaran pers Kementan, Senin (20/2).
Baca Juga: Paskomnas Harap Petani Milenial Jatim Dukung Ketersediaan Cabai di Surabaya Menurut Syahrul, Polbangtan menjadi institusi yang sangat penting bagi bangsa. Polbangtan memiliki peran strategis karena pendidikan menjadi standar penting dalam pembangunan pertanian. “Pendidikan berperan dalam membangun pertanian yang kokoh dan juga menjadikan Indonesia negara yang hebat,” tegasnya. Dirinya pun berharap Polbangtan hadir di setiap provinsi. Ke depannya, Polbangtan bisa memiliki coaching clinic bagi para penyuluh. “Kita bisa memperbaiki keadaan jika intelektual kita perkuat. Pertanian membutuhkan akselerasi. Pertanian tidak boleh ada campur tangan. Kita tidak boleh main-main dengan pertanian,” ujarnya. Merespons orasi ilmiah yang disampaikan Lukman dengan judul
'Penyuluhan: Pendidikan bagi Petani untuk Ketahanan Pangan Berkelanjutan', Syahrul menyebutkan penyuluh memiliki peran penting di sektor pertanian. “Untuk itu, riset harus terus dikembangkan. Penyuluhan pun harus bisa memanfaatkan sistem digital,” terangnya.
Baca Juga: Bangun Wirausaha Muda Pertanian, Kementan Lakukan Harmonisasi Pusat dan Daerah Pada orasi ilmiahnya, Lukman Effendy menyebutkan untuk mencapai ketahanan pangan berkelanjutan, diperlukan petani yang memiliki kemampuan dalam mengelola usaha tani secara menyeluruh. “Tidak hanya kemampuan budidaya, akan tetapi harus mempersiapkan sarana produksi, pemilihan teknologi yang dianjurkan, pengelolaan pertanaman, penanganan panen dan pasca panen, serta pemasaran hasil,” papar Lukman. Untuk menguatkan kemampuan petani tersebut, penyuluhan perlu terus diperbaiki, baik dari sisi metode hingga media penyampaiannya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli