Politik dan investasi kondusif, Kota Industri Jababeka (KIJA) tadah berkah



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pengembang kawasan industri PT Kota Industri Jababeka (KIJA) mengaku diuntungkan dengan membaiknya iklim sosial-politik pasca gelaran pemilihan umum 2019 lalu.

Sekretaris perusahaan KIJA Muljadi Suganda mengatakan hal itu merupakan konsekuensi logis. “Investor kan jadi melihat Indonesia punya potensi baik bila kondisi dalam negerinya kondusif. Praktis mengerek permintaan lahan industri,” ujar Muljadi, Senin (17/6).

Sepanjang kuartal I Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merilis data realisasi investasi di sektor riil, baik dari asing maupun domestik, yang terpantau bertumbuh. Nilai investasi tersebut masing-masing mencapai Rp 108 triliun dan Rp 87 tirliun.


Secara total, pertumbuhannya mencapai 5,3% dimana angka itu merupakan yang tertinggi sejak empat kuartal terakhir. Wajar bila pertumbuhan itu juga mengerek kinerja emiten pengelola kawasan industri.

Kondisi tersebut dilihat sebagai peluang bagi perusahaannya untuk menadah kebutuhan properti sesuai dengan tuntutan konsumen. Untuk itu pada tahun ini, KIJA disebutnya akan meluncurkan tiga hingga empat produk baru.

Dari segmen industrial, KIJA masih akan mengandalkan kawasan industri yang mereka kembangkan di Kendal, Jawa Tengah. Sedangkan dari segmen hunian, terdekat KIJA akan meluncurkan Kawana Golfview apartment project tahap kedua. Sayang Muljadi tidak merinci lebih lanjut dimana proyek-proyek lain yang akan diluncurkan.

Hingga akhir tahun 2019, perusahaannya menargetkan pencatatan marketing sales sebesar Rp 1,6 triliun. Jumlah itu tumbuh sekitar 17,64% dari realisasi di tahun 2018 lalu sebesar Rp 1,36 triliun.

Target itu diharapkan dapat terealisasi dengan kontribusi dari beberapa produk diantaranya pengembangan kawasan di Cikarang sebesar Rp 1,15 triliun, proyek di Kendal sebesar Rp 350 miliar, dan dari produk lainnya sebesar Rp 100 miliar.

Sepanjang kuartal I lalu, KIJA sudah mencatatkan pra-penjualan atau marketing salses sebesar Rp 221 miliar. Lebih dari separuh marketing sales itu disumbang dari segmen residential-komersial yakni di angka Rp 121, 5 miliar. “Sedangkan 45% sisanya atau sekitar Rp 99,45 miliar disumbang dari segmen industrial,” ungkap Muljadi. Pencapaian itu, baru sekitar 13,81% dari target tahun ini.

KIJA optimis, di semester kedua 2019 nanti pasar properti nasional akan menguat secara progresif. Muljadi mengatakan, dalam pipeline perusahaannya sudah ada beberapa permintaan yang berasal dari negara asing untuk memanfaatkan kawasan industri KIJA di Kendal. Catatan Kontan menunjukkan ada beberapa negara yang disebut sudah melirik kawasan industri KIJA yaitu Malaysia, Singapura, dan Jepang.

Hal itu juga berlaku untuk segmen kawasan hunian. “Akan tumbuh pelan-pelan karena permintaan tempat tinggal dan pengembangan industri itu selalu ada,” tandas Muljadi optimis.

Ketika berita ini ditulis, harga saham KIJA sendiri terpantau berada di level 282. Sedangkan utnuk price earnings ratio KIJA sebesar 18,80 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini