KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno mencermati ada kekuatan besar di balik kemunduran Airlangga Hartarto (AH) dari kursi Ketua Umum Partai Golkar. Politik tingkat tinggi dari orang atau pihak-pihak tertentu yang menginginkan mundurnya AH dari partai berlogo pohon beringin ini seola- olah alamiah atau tanpa intrevensi. "Saya kira, publik kaget dengan pengundutan AH yang tiba dan mendadak. Selama ini isu terkait dengan munaslub selalu gagal, karena AH banyak mendapat dukungan dari internal Golkar," katanya saat berbincang dengan Kontan.co.id, MInggu (11/8).
Baca Juga: Pengamat: Airlangga Mundur dari Ketum Golkar karena Ada Tekanan Sejatinya, sesuai dengan jadwal munas Golkar digelar pada Desember mendatang, Tapi sejak dua hari ini, kabar AH mundur dan itu membuat bertanya-tanya publik. Sebab, AH diinilai sebagai ketum yang berhasil mengantarkan Gokar sebagai pemenang pileg 2024, naik suaranya dan dianggap sebagai menteri ekonomi yang juga dianggap sukses. "Itu sebenarnya yang membuat tanda tanya. Tapi memang yang kedua, kecenderungan secara umum ketum Golkar itu selalu lahir dalam situasi yang tidak normal," ungkap Adi. Dia memaparkan, ketua umum Golkar sebelum AH, Setya Novanto, dan terpilih menjadi ketum Golkar di tengah konflik internal antara kubu Abu Rizal Bakrie dengan kubu Agung Laksono. Termasuk, AH menjadi ketum Golkar ketika Setya Novanto terjerat kasus korupsi.
Baca Juga: Mundur Jadi Ketum, Airlangga Soroti Capaian Partai Golkar Bahkan di tahun 2004, saat Golkar berhasil tampil sebagai pemenang pileg saat itu, yakni ketua umumnya Akbar Tanjung juga terlempar dan digangtikan oleh Jusuf Kalla. "Jadi kondisi-kondisi semacam ini sembenarnya membuar pergantian ketum Golkar memang selalu diawali dengan kondisi yang tidak normal dan tidak kondusif," paparnya. Alhasil, jika tiba tiba AH mundur, maka semakin memperpanjang suksesi kepemimpiman di Golkar yang selalu berpolemik. Yang jelas satu hal, mundurnya AH menegaskan adanya kekuatan luar biasa di luar AH sebagai menteri koordinator ekonomi dan ketum Golkar. Padahal, dengan dua jabatab itu sebenarnya posisi AH kuat. "Artinya, mundur tiba-tiba itu ada sesuatu yang lebih kuat terhadap AH untuk mundur dalam kondisi yang sebenarnya baik-baik saja," terang Adi.
Baca Juga: Mundur dari Ketum Golkar, Airlangga Singgung Berhasil Menangkan Prabowo – Gibran Apalagi dalam pernyataannya itu di video yang beredar, gestur tubuh AH tidak sepenuhnya dalam kondsi yang baik-baik saja, tercermin ada beberapa kalimat yang diulang. Hal-hal ini yang membuat mundurnya AH menjadi pembicaraan publik. Selanjutnya, Adi mencium ada permainan politik tingkat tinggi. Kalau munas Golkar ini on schedul Desember akhir nanti dan tiba-tiba muncul desakan munaslub tentu terbaca ada tuduhan intervensi guna menggulingkan AH secara paksa. "Tapi ketika AH mundur di tengah-tengah jalan, ini tentu ada bacaan dimana munaslub ini secara alamiah harus segera dilakukan sebelum bulan Desember, itu konteksnya,"ujar Adi.
Baca Juga: Airlangga Tampak Lesu Tinggalkan Rumah Dinas Menteri, Usai Mundur dari Ketum Golkar Yang jelas, Adi bilang, apapun motifnya, siapa pun orangnya, yang membuat AH mundur itu orang keren dan hebat. Itu sebuah kekuatan yang besar. Karena AH mundur sendiri dan menjadi alasan munaslub dipercepat. Dengan demikian, tak ada kesan munaslub diintervensi oleh siapa pun. "Ini yang saya sebut politik tingkat tinggi, politik kelas dewa. Artinya, variabel-variabel yang membuat AH mundur dan kemudian munaslub terkesan dalam kondisi alamiah, terkesan tidak diintervensi," pungkas Adi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto