JAKARTA. Kasus tertangkapnya Rudi Rubiandini dianggap membuka kotak pandora mafia migas yang selama ini telah banyak merugikan negara. Hingga kini, KPK harus terus mengeksplore mereka yang diduga masuk dalam kasus suap ketua SKK Migas. Setelah memanggil Sutan Batoegana dan Jero Wacik, KPK diharapkan memanggil semua anggota DPR komisi VII yang diduga mendapat hadiah THR dari Rudi Rubiandini. "Termasuk, KPK juga harus berani memanggil Ibas yang dalam fakta persidangan disebutkan namanya juga. Wakil ketua SKK migas Wahyono akan jadi kunci untuk membongkar jaringan mafia migas sejak jaman menteri ESDM dijabat Purnomo," ujar politisi Partai Gerindra, FX. Arief Poyuono, Selasa (3/12). Jika KPK memanggil Ibas untuk diambil keterangan terkait kasus suap SKK Migas artinya KPK merupakan lembaga penegak hukum yang sangat kuat dan tidak bisa diintervensi. Dalam kasus Hambalang, kata Arief, Ibas yang namanya disebut oleh Yulianis yang diduga juga menerima uang dari hasil korupsi Hambalang tidak pernah diperiksa KPK .
"Dan dalam kasus SKK Migas mudah mudahan KPK berani panggil Ibas," harap Arief. Kemarin, Juru Bicara Kepresidenan Julian A Pasha enggan berkomentar mengenai nama Edhie Baskoro Yudhoyono, putera bungsu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono disebut-sebut tersangka Deviardi dalam kasus suap Kepala SKK Migas. Dia berdalih, informasi tersebut masih sumir. "Saya tidak mau mengomentari hal-hal yang belum jelas, kecuali sudah menjadi jelas," ujar Julian A Pasha ditemui di Kompleks Istana Presiden, di Cipanas, Jawa Barat, Senin (2/12). Julian mengajak semua pihak mengikuti proses hukum mengenai kasus suap Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Rudi Rubiandini, tanpa dibarengi spekulasi, persepsi atau pandangan-pandangan yang sesungguhnya belum tentu berdasar dan tidak ada buktinya. "Kita kedepankan hukum lah. Hukum harus tetap sebagai panglima agar benar-benar fakta dan kebenaran yang menjadi dasar bagi semuanya," kata Julian. Julian pun mengatakan Presiden SBY mengikuti perkembangan persidangan kasus SKK Migas. Pekan lalu, tersangka Deviardi mengaku pernah diceritai Direktur PT Kernel Oil, Widodo Ratanachaitong, perusahaannya memiliki jaringan ke Istana. Cerita itu menurut Ardi diutarakan Widodo saat bertemu di Singapura pada Maret 2013. Informasi ini disampaikan Deviardi saat bersaksi dalam sidang suap Kepala SKK Migas dengan terdakwa Direktur Kernel Oil Ltd, Simon Gunawan Tanjaya di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (28/11) menyebut nama Ibas dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam. "Dari keterangan yang disampaikan Widodo ke saya, dia main di SKK Migas. Ada tujuh perusahaan, ada jaringan ke Istana, DPR, dan Dipo Alam," ujarnya di hadapan majelis hakim. Majelis hakim juga sempat menyinggung peran Rudi Rubiandini dalam kasus tersebut. "Kalau Rudi berhubungan dengan Widodo agar Ibas dan Istana tenang," kata Ardi. Awalnya, hakim anggota Joko Subagyo membacakan berita acara pemeriksaan (BAP) Deviardi. "Beliau (Widodo) punya tujuh perusahaan minyak di luar negeri semuanya. Bahwa Widodo punya jaringan sampai ke istana, DPR, dan Dipo Alam," kata Joko. Deviardi pun membenarkan BAP yang dibacakan hakim. Dia mengatakan, hal itu diceritakan Widodo ketika bertemu di Singapura. Widodo dikenal sebagai bos PT Kernel Oil di Singapura. Kemudian, Deviardi mengaku menelepon Rudi dan menyampaikan informasi dari Widodo tersebut. "Oh, iya itu pas ketemuan di Singapura. Widodo menyampaikan ke saya seperti itu. Setelah itu saya lapor ke Rudi," terang Deviardi. "Tanggapan Rudi bagaimana?" tanya hakim Joko. "Ya, gitu saja. Saya sekadar melapor gitu via telepon," jawab Rudi. Deviardi mengaku tak tahu tujuh perusahaan yang dimaksud Widodo. Dia juga membenarkan bahwa Widodo menceritakan perusahaannya sering "main" di SKK Migas dan BP Migas sejak dijabat Kardaya dan Priyono seperti terungkap dalam BAP yang dibacakan Joko. "Widodo juda sampaikan suka main di SKK Migas, BP Migas sejak dijabat Kardaya dan Priyono. Oh tenang, maksud saya menyampaikan ke Rudi apabila berhubungan dengan Widodo ini, Rudi akan membuat Ibas dan istana tenang," kata Joko membacakan BAP Deviardi.
Hakim tak mendalami lebih jauh BAP tersebut dan kembali menanyakan hal lain yang masuk ke dalam substansi hukum kasus yang menjerat Simon. Deviardi atau Ardi merupakan pelatih golf Rudi Rubiandini. Dalam kasus suap SKK Migas, ia diduga berperan sebagai kurir uang upeti dari pengusaha untuk diberikan kepada Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini. Ia ditangkap KPK pada Selasa (13/8), dalam waktu hampir bersamaan dengan penangkapan Rudi. Sementara Partai Demokrat yakin Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas tidak terlibat dalam kasus SKK Migas. "Saya yakin Mas Ibas itu tidak bermain-main lah soal itu. Saya yakin sekali. Karena Mas Ibas tidak pernah terkait soal hal-hal itu," kata Wakil Sekjen DPP Demokrat Andi Nurpati. Menurut Nurpati, banyak orang mengaku mengenal nama Ibas. Apalagi Ibas menjabat sebagai Sekjen Demokrat. "Kalau soal kenal bisa saja kenal siapa saja, bisa aja. Apalagi misalnya Mas Ibas itu pengurus partai, mesti membuka diri untuk berkenalan dengan siapa saja," tuturnya. (edw/mal) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hendra Gunawan