JAKARTA. Politikus Golkar, Sarmuji menilai ada kejanggalan kenaikan beras saat ini. Menurutnya, ada kekuatan besar yang mengubah ‘hukum besi’ harga. Sesuai hukum besi harga, jika suplai besar dan ada harapan suplai lebih besar lagi, harga akan cenderung turun. Tetapi ini sebaliknya, harga naik sangat tinggi di saat stok cukup dan sebentar lagi ada tambahan suplai karena panen raya. “Siapa yang bisa mengubah hukum besi harga? Pasti mereka yang memiliki kekuatan besar. Pelakunya pasti tidak banyak karena tidak mungkin banyak orang bisa bersepakat untuk bisa memainkan harga,” kata ia di Gedung DPR RI, Kamis (26/02).
Ia mengatakan, ada beberapa motif bagi pelaku untuk memainkan harga beras. Pertama, untuk membuka keran impor dengan cara memberi imajinasi bahwa stok beras tidak cukup. Kedua, untuk melepas stok di gudang dengan harga yang relatif tinggi. Begitu pemerintah ikut melepas beras dengan harga rendah dengan waktu yang sangat dekat dengan atau bersamaan dengan panen raya, harga akan terjun bebas dan pemain pasar akan membeli dengan harga yang rendah.