Politisi Golkar nilai pernyataan Boediono janggal



JAKARTA. Bambang Soesatyo, Anggota Timwas Century DPR mengatakan kalau mengambil kebijakan dengan hati bersih tentu tidak akan menjadi temuan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK).

Selain itu kata Politisi Golkar ini, kalau itu suatu kehormatan, tentu data yang disajikan bukanlah data akal-akalan atau tipu muslihat. Sampai-sampai Menteri Keuangan Sri Mulyani selaku ketua KSSK saat itu sangat marah karena apa yang disajikan padanya tidak akurat.

Sehingga Sri Mulyani mempertanyakan bagaimana ceritanya keputusan yang ditandanganinya dari Rp632miliar, tiba-tiba dalam waktu dua hari--Sabtu dan Minggu--membengkak pada hari Seninnya menjadi Rp2,5triliun dan pada akhirnya dalam hitungan bulan menjadi Rp6,7triliun.


"Apa yang disampaikan Boediono dalam jumpa pers nya di istana wapres (Sabtu 23/11), sangat bertolak belakang dengan fakta dan perbuatannya saat proses pengambilan keputusan itu," tegas Bambang, kepada Tribunnews.com, Minggu (24/11).

Karena itu, anggota Komisi III DPR ini yakin masyarakat tidak bodoh dan terkecoh. Karena bukti dan fakta termasuk seluruh rekaman, notulen, akta notaris serta Surat yang janggal dan dokumen-dokumen dalam proses FPJP dan Bailout itu sudah beredar di ruang publik.

"Kemudian, bagaimana kita mejelaskan keterangan (Mantan Wapres) Jusuf Kalla (JK) selaku pelaksana tugas presiden ketika itu tidak dilaporkan dan bahkan terkesan seperti operasi senyap," tuturnya.

Lalu, imbuhnya bagaimana menjelaskan keterangan Sri Mulyani kepada JK bahwa dirinya tertipu oleh BI. Belum lagi penjelasan Robert Tantular bahwa pihaknya tidak pernah mengajukan FPJP dan minta dibailout atau diambil alih. Karena sudah ada negosiasi dengan pihak ketiga dan kebutuhan banknya hanya Rp.1triliun.

"Bagaimana juga dengan laporan Sri Mulyani dalam tiga suratnya kepada presiden SBY menjelaskan posisinya dalam pengambilan kebijakan bailout bank Century yang janggal itu," tandasnya.

"Masih banyak pertanyaan yang bisa menggugurkan alasan berdampak sistemik yg disampaikan Boediono mengingat bank tersebut berskala kecil dan pinjaman antar banknya pun hanya 0,03%, imbuhnya.  (Andri Malau/Tribunnews)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri