JAKARTA. Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sudah membentuk tim khusus untuk melakukan investigasi mendalam atas insiden berdarah penembakan di Distrik Sinak dan Tingginambut, Papua, yang menewaskan anggota TNI dan warga sipil. Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Pol Timur Pradopo mengatakan, Polri akan bekerjasama dengan TNI. Tujuan pembentukan tim khusus ini untuk mengambil langkah-langkah penegakkan hukum yang berarti dan mengejar pelaku penembatakan sejumlah persoalan TNI dan warga sipil di Papua yang terjadi pekan lalu. "Kita tunggu hasilnya nanti,"ujar Timur usai rapat tertutup di Kantor Presiden, Senin (25/2). Kapolri menjelaskan bahwa tim khusus iniakan bekerja melakukan olah TKP bersama dengan TNI yakni POM TNI. Setelah itu, tim ini juga akan melakukan langkah-langkah penegakkan hukum lanjutan bagi para pelaku penembakan. Karena tim khusus tersebut masih bekerja, maka hasilnya akan diumumkan kemidian. Sampai saat ini, menurut Timur, kepolisian tidak menambahkan pasukan di Papua karena pasukan yang ada sekarang sudah mencukupi untuk melaksanakan tugas-tugas negara. Terkait keamanan Papua, Timur bilang sampai saat ini, kondisi Papua dalam keadaan terkendali meskipun aparat terus melakukan penyelidikan intensif. Semua kegiatan masyarakat berjalan seperti biasa dan normal. Kapolri juga mengatakan pihaknya akan menjamin keamanan saat terjadi pelantikan gubernur terpilih Papua. Dalam hal pengamanan ini, polri akan dibantu TNI, Pemerintah Daerah, dan masyarakat Papua. Penembakan terjadi di dua wilayah berbeda di Papua, Kamis (21/2/2013) lalu. Satu anggota TNI dinyatakan tewas di Distrik Tingginambut atas nama Pratu Wahyu Bowo. Ia ditembak dekat Pos Satgas TNI, Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya pada pukul 09.00 WIT. Kemudian, korban luka Danpos Satgas atas nama Lettu Inf. Reza yang tertembak pada lengan bagian kiri. Sementara 7 lainnya tewas saat terjadi penghadangan serta penyerangan oleh kelompok bersenjata di Kampung Tanggulinik, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak Jaya, pukul 10.30. Saat itu 10 anggota Koranmil Sinak, Kodim 1714/Puncak Jaya sedang menuju Bandara Sinak untuk mengambil radio dari Nabire. Tujuh orang yang tewas yakni Sertu Udin, Sertu Frans, Sertu Romadhon, Pratu Mustofa, Sertu Edy, Praka Jojon, dan Praka Wempi. Di Distrik Sinak, sebanyak empat warga sipil tewas atas nama Yohanis, Uli, Markus dan seorang lagi belum diketahui identitasnya. Sementara warga sipil yang terluka yakni Joni, Ronda, Rangka dan Santin.
Polri dan TNI Bentuk Tim Khusus Investigasi
JAKARTA. Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sudah membentuk tim khusus untuk melakukan investigasi mendalam atas insiden berdarah penembakan di Distrik Sinak dan Tingginambut, Papua, yang menewaskan anggota TNI dan warga sipil. Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Pol Timur Pradopo mengatakan, Polri akan bekerjasama dengan TNI. Tujuan pembentukan tim khusus ini untuk mengambil langkah-langkah penegakkan hukum yang berarti dan mengejar pelaku penembatakan sejumlah persoalan TNI dan warga sipil di Papua yang terjadi pekan lalu. "Kita tunggu hasilnya nanti,"ujar Timur usai rapat tertutup di Kantor Presiden, Senin (25/2). Kapolri menjelaskan bahwa tim khusus iniakan bekerja melakukan olah TKP bersama dengan TNI yakni POM TNI. Setelah itu, tim ini juga akan melakukan langkah-langkah penegakkan hukum lanjutan bagi para pelaku penembakan. Karena tim khusus tersebut masih bekerja, maka hasilnya akan diumumkan kemidian. Sampai saat ini, menurut Timur, kepolisian tidak menambahkan pasukan di Papua karena pasukan yang ada sekarang sudah mencukupi untuk melaksanakan tugas-tugas negara. Terkait keamanan Papua, Timur bilang sampai saat ini, kondisi Papua dalam keadaan terkendali meskipun aparat terus melakukan penyelidikan intensif. Semua kegiatan masyarakat berjalan seperti biasa dan normal. Kapolri juga mengatakan pihaknya akan menjamin keamanan saat terjadi pelantikan gubernur terpilih Papua. Dalam hal pengamanan ini, polri akan dibantu TNI, Pemerintah Daerah, dan masyarakat Papua. Penembakan terjadi di dua wilayah berbeda di Papua, Kamis (21/2/2013) lalu. Satu anggota TNI dinyatakan tewas di Distrik Tingginambut atas nama Pratu Wahyu Bowo. Ia ditembak dekat Pos Satgas TNI, Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya pada pukul 09.00 WIT. Kemudian, korban luka Danpos Satgas atas nama Lettu Inf. Reza yang tertembak pada lengan bagian kiri. Sementara 7 lainnya tewas saat terjadi penghadangan serta penyerangan oleh kelompok bersenjata di Kampung Tanggulinik, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak Jaya, pukul 10.30. Saat itu 10 anggota Koranmil Sinak, Kodim 1714/Puncak Jaya sedang menuju Bandara Sinak untuk mengambil radio dari Nabire. Tujuh orang yang tewas yakni Sertu Udin, Sertu Frans, Sertu Romadhon, Pratu Mustofa, Sertu Edy, Praka Jojon, dan Praka Wempi. Di Distrik Sinak, sebanyak empat warga sipil tewas atas nama Yohanis, Uli, Markus dan seorang lagi belum diketahui identitasnya. Sementara warga sipil yang terluka yakni Joni, Ronda, Rangka dan Santin.