KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kualitas udara di wilayah Jabodetabek saat ini menjadi topik hangat yang diperbincangkan publik. Pekatnya tingkat polutan yang dapat dilihat secara kasat mata, membuat masyarakat khawatir karena dapat berdampak serius pada kesehatan. Secara historis, polusi udara di wilayah Jabodetabek khususnya Jakarta sudah menjadi perhatian serius sejak tahun1990-an. Hal ini diakibatkan dari meningkatnya jumlah penggunaan kendaraan bermotor hinggamencapai lebih dari 26 juta kendaraan yang terdiri dari mobil, bus, truk, serta sepeda motor.
Dengan kata lain, keberadaan moda transportasi dan kendaraan bermotor menjadi salah satu penyebabpolusi udara di Jakarta setiap tahunnya yang mempengaruhi kualitas udara. Berdasarkan standar WHO, ambang batas PM 2.5 yang dapat diterima yaitu sebesar 5 mikrogramper meter kubik dalam waktu 24 jam.
Baca Juga: Seberapa Penting Vaksinasi Pneumonia? Namun, berdasarkan data real-time portal Global Environment Monitoring dari United Nations for Environment Programme (UNEP), tercatat bahwa hampir sebagianbesar wilayah Jabodetabek memiliki rerata kadar konsentrasi PM 2.5 lebih dari 45 mikrogramper meter kubik atau 9 kali melebih ambang batas WHO 1. Tentunya paparan zat partikulat yang melebihambang batas ini dapat mengganggu kesehatan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. “Partikel-partikel ini umumnya adalah logam berat, karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), ozon (O3), senyawa organik volatil (VOC), dan sulfur dioksida (SO2) merupakan partikel di udara yang terkontaminasi. Logam berat ini dapat mempengaruhi kesehatan manusia jika terhirup, risiko yang dapat terjadi apabilalogam berat ini terakumulasi didalam tubuh akan menimbukan risiko gangguan sistemsaraf pusat, hipertensi, penyakit jantung, iritasi mata-hidung-tenggorokan, penyakit paru, hingga gangguan sistemreproduksi. Selain logam berat, polutan yang ada di udara yang buruk ini juga dapat memicu faktoralergi yang bisa timbul karena udara yang kotor dan juga kondisi peradangan yang dapat di timbulkandari udara yang buruk tersebut,” ujar Product & Scientific Manager Prodia, Dr. Trilis Yulianti, M.Kes. dalam pernyataannya, Rabu (20/9) .
Baca Juga: Kemenperin Pasang Alat Pantau Kualitas Udara di Industri Tekstil Menurut Trilis, sebenarnya tubuh manusia mempunyai kemampuan membersihkan racun polutan yang masuk ke dalam tubuh. Namun kemampuan itu juga berbeda-beda tergantung variasi gen yang dapat ditinjau dari profil gen di setiap individu. Apabila terdapat variasi gen yang menurunkan kemampuan detoksifikasi, maka individu ini harus lebih berhati-hati melindungi dirinya dari berbagai macam polutan baik yang berasal dari udara, pengawet makanan maupun zat kimia yang sering digunakan sehari hari. Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mencegah Dampak Buruk Polusi Udara Bagi Kesehatan Tubuh? Dalam kesempatan berbeda, Indriyanti Rafi Sukmawati, Direktur Bisnis & Marketing Podia, turut mengimbau agar masyarakat dapat senantiasa melakukan langkah pencegahan dan memantaukondisi kesehatan apabila kondisi udara di sekitar sedang kurang baik. “Kita dapat menjaga kondisi kesehatan menggunakan masker saat diluar ruangan,makan makanan sehat dan bergizi, tidur yang cukup, berolahraga di rumah, minum vitamin, dan melakukan pemeriksaan kesehatan secaraberkala”. Lebih lanjut, Indri mengingatkan bahwa melakukan pemeriksaan kesehatan termasuk langkah antisipasi dan preventif yang penting. Dengan melakukan pemeriksaan kesehatan, kita dapat mengetahui tindak pengobatan yang tepat sasaran.
Baca Juga: Polusi Udara Meningkat, Klaim Kesehatan Diproyeksi Melonjak Ada tidaknya infeksi atau akumulasi logamberat didalam tubuh dapat dideteksi melalui pemeriksaan laboratorium. Untuk mengetahui status imunitas tubuh, masyarakat dapat melakukan pengecekan salah satunya status kecukupan vitamin D. Tentunya upaya ini juga perlu didukung dengan rutin konsumsi makanan bergizi, tetap aktif bergerak, danberolahraga. Selain itu, masyarakat juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang kesehatan berbasis genomik yang memberikan informasi mengenai bagaimana zat-zat gizi mempengaruhi kesehatantubuh secara maksimal, melalui pemeriksaan Nutrigenomics.
Sebagai wujud upaya membangun paradigma kesehatan pada masyarakat Indonesia, Prodia tak hentinya memberikan edukasi dan terus berupaya aktif membangun kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh di tengah kondisi kualitas udara saat ini. Prodia sebagai layanan kesehatanterdepan di Indonesia terus mengembangkan pemeriksaan dan teknologi laboratorium klinik mutakhir. Sebagai tindakan preventif dan memberikan diagnosis yang tepat, masyarakat dapat melakukan vaksinasi dalam mencegah terjadinya penyakit akibat polusi udara seperti vaksin influenza, vaksin pneumonia, dan vaksin difteri. Ketiga vaksin ini dapat diperoleh masyarakat melalui layananvaksinasi di cabang klinik Prodia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto