Polychem Indonesia (ADMG) Bidik Penjualan US$ 180 Juta pada 2022



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG), produsen kimia dan polyster, terus berupaya memperbaiki kinerjanya di sisa tahun ini.

Seperti yang diketahui, penjualan ADMG turun 7% year on year (yoy) menjadi US$ 45,52 juta pada kuartal I-2022. Dari jumlah tersebut, sebanyak US$ 43,27 juta berasal dari segmen bisnis kimia sedangkan segmen polyster menyumbang penjualan sebesar US$ 2,25 juta.

ADMG pun mengalami rugi bersih sebelum pajak sebesar US$ 5,08 juta pada kuartal I-2022, sedangkan di kuartal I-2021 perusahaan ini masih meraih laba bersih sebelum pajak US$ 1,28 juta.


ADMG juga menderita rugi komprehensif sebesar US$ 5,21 juta di kuartal I-2022, berbanding terbalik dengan hasil di kuartal I-2021 yang mana perusahaan masih meraih laba komprehensif US$ 2,37 juta.

Baca Juga: Harga Minyak Mahal, Polychem Indonesia (ADMG) Masih Hentikan Pabrik Polyster

Corporate Secretary Polychem Indonesia, Yendrizal, mengatakan, penurunan penjualan ADMG tak lepas dari langkah perusahaan yang mulai mengurangi operasional pabrik polyster di Karawang, hingga pada akhir Maret lalu produksi pabrik tersebut untuk sementara dihentikan.

Penghentian pabrik polyster merupakan imbas dari kenaikan tajam harga minyak mentah dunia sepanjang tahun ini. Pihak ADMG pun masih memantau kondisi pasar sebelum menentukan waktu pengoperasian kembali pabrik tersebut.

Manajemen ADMG masih berharap ada perbaikan kinerja keuangan di sisa tahun ini. Oleh karena itu, ADMG menargetkan dapat meraup penjualan sekitar US$ 180 juta pada akhir tahun nanti.

“Kami juga berharap bisa kembali meraih laba seperti tahun-tahun sebelumnya,” kata Yendrizal dalam paparan publik, Senin (27/6).

Untuk mendongkrak kembali kinerja usaha, ADMG bakal mengoptimalisasi komposisi produksi berdasarkan permintaan pasar dan margin produk yang lebih baik. ADMG juga bakal lebih efisien dalam pemakaian bahan baku dan energi.

Baca Juga: Ini Alasan Polychem Indonesia (ADMG) Hentikan Sementara Pabrik Polyester di Karawang

Di tahun ini, ADMG berencana menyediakan capital expenditure (capex) atau belanja modal sebesar US$ 25 juta yang dipakai untuk keperluan optimalisasi produksi dan penjualan produk EO Derivatives. “Pendanaan capex ini berasal dari kas internal perusahaan,” imbuh Yendrizal.

ADMG memiliki kemampuan produksi EO Derivatives sebanyak 80.000 ton per tahun melalui pabriknya di Serang, Banten. Produk ini merupakan bahan baku pembuatan personal care, emulsifier, dan agrochemicals.

Lebih lanjut, ADMG memiliki rencana untuk menambah kapasitas produksi di pabrik-pabriknya yang berlokasi di Serang dan Karawang sebesar 40.000 ton—60.000 ton. “Ini merupakan rencana yang bersifat jangka panjang dan untuk sekarang belum ada pembangunannya,” ungkap Yendrizal.

Selain itu, ADMG juga sedang melakukan studi untuk pengembangan produk baru seperti CO2, Polyols, dan Ethylene Carbonate (EC), serta pengembangan produk etoksilat yang baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli