Polytama Propindo Targetkan Produksi 600.000 Ton Polypropylene di Tahun 2027



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Polytama Propindo (Polytama), perusahaan petrokimia yang berfokus pada produksi resin polypropylene (PP), menargetkan kapasitas produksi mencapai 600.000 ton per tahun pada tahun 2027. 

Penambahan kapasitas itu merupakan langkah ambisius yang bertujuan menjadikan Polytama sebagai produsen polypropylene terbesar di Indonesia.

Saat ini, kapasitas produksi Polytama sebesar 300.000 ton per tahun. Ini menjadikan Polytama sebagai produsen terbesar kedua setelah PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) yang memiliki kapasitas produksi 500.000 ton per tahun.


Dwinanto Kurniawan, Commercial and Support Director Polytama menjelaskan, perluasan pabrik yang direncanakan perusahaan dapat mencapai target kapasitas produksi sebesar 600.000 ton di tiga tahun mendatang.

"Ekspansi ini akan dilaksanakan melalui pembangunan Polypropylene Plant Balongan (PPB) yang direncanakan untuk meningkatkan kapasitas produksi hingga dua kali lipat," kata Dwinanto saat ditemui di kantor Polytama Propindo, Selasa (24/9).

Baca Juga: Cucu Usaha Pertamina, Polytama Garap Proyek Polypropylene Senilai US$ 500 juta

Polytama berkomitmen untuk mendukung kemajuan industri petrokimia Indonesia melalui pendekatan yang berkelanjutan dan inovatif. Perusahaan ini telah beroperasi selama 29 tahun di Indramayu dan bertekad untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat serta lingkungan. 

"Namun, tantangan seperti kurangnya pemahaman masyarakat mengenai pengelolaan dan pemanfaatan plastik yang tepat masih menjadi kendala," imbuhnya.

Sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya, Polytama menyadari pentingnya edukasi masyarakat tentang penggunaan plastik.

Resin polypropylene yang dihasilkan Polytama dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan produk petrokimia lainnya. Masyarakat perlu diberdayakan untuk memahami karakteristik plastik ini, terutama dalam konteks pengelolaan sampah dan penggunaannya yang berkelanjutan.

Proyek PPB, yang didukung oleh PT Pertamina dan PT Tuban Petrochemical Industries, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor, yang saat ini menyuplai sekitar 60% kebutuhan polypropylene domestik.

Pembangunan fasilitas ini telah memasuki tahap groundbreaking, termasuk pembangunan jetty dan storage tank, yang menjadi milestone penting dalam ekspansi Polytama.

Selain fokus pada produksi, Polytama juga berkomitmen pada pemberdayaan masyarakat lokal melalui penyerapan tenaga kerja dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Keberhasilan program-program kemitraan dan pelatihan bagi masyarakat di sekitar pabrik menjadi bagian dari strategi keberlanjutan perusahaan. 

Baca Juga: Polytama Propindo Dorong Kemandirian Industri Petrokimia Lewat Proyek PPB

Salah satu program unggulan, "Pengembangan Pindang Lombang" atau "Bang Pilo," membantu produsen ikan pindang di Desa Lombang untuk meningkatkan kualitas dan pemasaran produk mereka.

Dengan segala inisiatif tersebut, Polytama tidak hanya berfokus pada pertumbuhan bisnis, tetapi juga berupaya menjalin hubungan harmonis dengan masyarakat sekitar. Sejak berdirinya, Polytama telah membuktikan bahwa sinergi dengan stakeholder lokal adalah kunci keberlanjutan operasional.

Sebagai perusahaan yang berorientasi pada keberlanjutan, Polytama juga telah mendapatkan pengakuan internasional melalui penghargaan PROPER dengan predikat Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Ini menegaskan komitmen Polytama terhadap kelestarian lingkungan dan inovasi sosial.

Selanjutnya: 40 Benda-Benda di Kelas dalam Bahasa Inggris beserta Artinya

Menarik Dibaca: Gofood Gandeng Maliq & D’Essentials, Kenali Rasa Makanan Lewat Genre Musik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari