Polytron menargetkan ekspor naik



JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dimanfaatkan oleh PT Hartono Istana Teknologi untuk menggenjot ekspor. Perusahaan yang beken dengan merek dagang Polytron ini akan memperbesar porsi ekspor.

Tahun lalu, dari seluruh total penjualan Polytron, hanya 5% yang dijual ke luar negeri. Nah, tahun ini, kontribusi ekspor akan ditingkatkan menjadi 10%. "Kami melihat situasinya. Kalau dollar AS sudah mulai turun, kami siapkan strategi lain," ujar Santo Kadarusman, Public Relations and Marketing Event Manager PT Hartono Istana Teknologi, belum lama ini.

Saat ini, Polytron mengekspor elektronik ke-32 negara. Sepuluh negara dengan penjualan tertinggi di antaranya adalah Filipina, Thailand, India, Pakistan, dan Srilanka. Lima negara lainnya adalah Vietnam, Myanmar, Republik Dominika, Bahrain, dan Uni Emirat Arab.


Di Timur Tengah, misalnya, Polytron menjual produknya dalam paket tertentu untuk menyasar keluarga. Misalnya, menjual televisi dengan perangkat audio video. Juga termasuk menjual kulkas dan mesin cuci untuk mengisi rumah atau apartemen.

Namun, Santo tak menyebutkan berapa volume penjualan elektronik di tahun ini. Ia hanya bilang, di tahun ini perusahaan memasang target penjualan bisa bertumbuh 30% ketimbang tahun lalu.

Polytron sudah menyiapkan sejumlah cara untuk mencapai target penjualan. Misalnya mengeluarkan produk-produk baru. Di awal tahun ini, Polytron meluncurkan lemari es, mesin cuci, set-top box untuk televisi digital, dan televisi light emitting diode (LED).

Produksi ponsel

Selain itu juga, Polytron gencar menggelar kegiatan promosi. "April ini, kami akan roadshow di kota-kota besar di Indonesia untuk memperlihatkan produk-produk kami," tambah Santo.

Dari penjualan tahun lalu, paling besar adalah produk-produk home appliance (kulkas, AC, mesin cuci dan dispenser) sebesar 55%. Sisanya disumbang dari audio video.

Tahun ini, Polytron juga akan memaksimalkan produksi ponsel. Meski kapasitas terpasang pabrik ponsel Polytron mencapai 100.000 unit per bulan, namun utilitas pabrik ini hanya 30%. Makanya, tahun ini, Polytron bakal menggeber produksi. "Apabila permintaan meningkat, kami akan memaksimalkan produksi," jelas Santo tanpa bilang target produksi ponsel.

Dari jumlah keseluruhan ponsel yang diproduksi Polytron, sekitar 90% merupakan smartphone Android, sisanya ponsel fitur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan