Polytron tambah kapasitas produksi



KUDUS. Popularitas seluler (ponsel) sebagai produk yang sedang naik daun dan menjanjikan cuan memang belum pudar. Permintaan pasar yang tinggi membikin pelaku usaha berebut kue bisnis legit ini. Begitu pula dengan PT Hartono Istana Teknologi.

Produsen barang elektronika merek Polytron itu berharap bisa mencicipi kontribusi lebih besar dari penjualan ponsel dalam tiga tahun, hingga lima tahun ke depan. Tanpa menyebutkan nilai pendapatannya saat ini, Hartono Istana menyatakan kontribusi terbesar masih dari barang-barang elektronik seperti televisi, radio dan pengeras suara.

Ikhtiar Hartono Istana untuk menggenjot kinerja penjualan ponsel adalah memperbesar kapasitas produksi. "Juni 2015, penambahan satu lini produksi sudah siap, sehingga Juli sudah mulai bisa beroperasi," ujar Hariono Managing Director PT Hartono Istana Teknologi, di sela acara kunjungan pabrik ponsel perusahaan itu, Senin (23/2).


Kapasitas produksi pabrik anyar itu sekitar 100.000 ponsel per bulan. Sayangnya, manajemen Hartono Istana enggan memerinci berapa investasi yang telah dikeluarkan.

Lini produksi anyar itu berada di tempat yang sama dengan dua lini produksi ponselnya yang sudah lebih dahulu hadir, yakni di pabrik Kudus, Jawa Tengah. Kapasitas produksi dua lini produksi sebelumnya, sama dengan lini produksi anyar itu.

Dengan begitu, per Juli 2015 nanti, total kapasitas produksi ponsel Hartono Istana menjadi 300.000 ponsel per bulan. Dalam hitungan setahun, berarti produksi ponsel Hartono Istana 3,6 juta ponsel.

Dari jumlah tersebut, 70% berupa ponsel pintar alias smartphone sedangkan 30% merupakan ponsel fitur. Hartono Istana mengaku bakal fokus menggarap smartphone berbasis jaringan fourth generation long term evolution (4G LTE).

Meski dukungan infrastruktur teknologi 4G LTE belum maksimal, manajemen perusahaan itu mengaku permintaan smartphone berbasis 4G LTE sudah mencapai 2 juta. "Peluang ini masih sangat besar dan ini merupakan saat yang tepat bagi kami untuk masuk," ujar Hariono.

Kandungan lokal

Hartono Istana sudah memiliki smartphone berbasis 4G LTE dengan merek Zap. Perusahaan itu baru mengandalkan blibli.com sebagai media pemasaran dengan target pasar Jawa dan Bali.

Demi memaksimalkan penjualan Zap, Hartono Istana bakal memanfaatkan media pemasaran yang lebih luas lagi. Pilihannya adalah gerai–gerai ponsel seperti yang telah dilakukan para pesaing perusahaan tersebut selama ini.

Selain mengandalkan teknologi yang diprediksi bakal naik daun, Hartono Istana juga membekali diri memenuhi regulasi pemerintah. Perusahaan itu menyatakan siap memenuhi aturan pemerintah yang mewajibkan ponsel 4G LTE yang dijual di Tanah Air harus memiliki tingkat kandungan lokal dalam negeri (TKDN) minimal 40%.

Aturan itu adalah hasil kesepakatan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Perindustrian serta Kementerian Perdagangan. Jadwal pemberlakukan aturan itu mulai 1 Januari 2017 mendatang.

Hartono Istana mengklaim saat ini  komponen lokal produk ponsel 4G LTE Zap sudah mencapai 36%. "Dengan TKDN saat ini, kami sudah siap memenuhi TKDN 40% tahun 2017 nanti," kata Hariono.

Kandungan lokal yang sudah dipenuhi seperti layar dan sejumlah komponen. Hanya saja, komponen utama ponsel yakni chipset masih diimpor. Alasan perusahaan itu, dengan kapasitas produksinya saat ini, lebih murah mengimpor chipset ketimbang memproduksi sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto