Pondasi stabilitas rupiah versi Deutsche Bank



JAKARTA. Chief Equity Strategist Deutsche Bank Heriyanto Irawan mengatakan, kemampuan menjaga stabilitas rupiah pada 2017 penting untuk membantu pembangunan perekonomian Indonesia.

Dalam diskusi "Optimisme Ekonomi Indonesia 2017" di Kantor Staf Presiden, Jumat (6/1), Heriyanto menjelaskan mengenai tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun pondasi rupiah yang kuat.

Tiga faktor pembangun stabilitas rupiah tersebut adalah fundamental ekonomi, kondisi perekonomian domestik, dan situasi eksternal.


Menurut Heriyanto, faktor fundamental merupakan yang paling penting dan Indonesia sendiri saat ini sedang dalam posisi yang kuat dalam faktor tersebut.

Salah satu indikator posisi fundamental ekonomi Indonesia yang kuat adalah upaya pemerintah dalam menciptakan anggaran 2017 yang kredibel.

Heriyanto juga menjelaskan stabilitas rupiah penting untuk diupayakan karena pelemahan nilai tukar akan mampu meningkatkan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) industri perbankan.

"Salah satu kendala tahun lalu adalah NPL. Karena rupiah lemah maka NPL naik, maka bebannya juga naik," ucap Heriyanto.

Dia juga memproyeksikan sektor perbankan cenderung akan lebih baik di 2017 karena kondisi ekonomi yang terus membaik walaupun dengan arah lintasan pertumbuhannya yang pelan namun stabil.

"Kalau tahun ini 'preference' sudah membaik, berarti NPL bisa lebih rendah," kata Heriyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto