KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) masih terus berikhtiar mendapatkan cadangan emas anyar untuk menggantikan tambang emas yang berlokasi di Pongkor, Bogor, Jawa Barat. Tambang emas milik ANTM ini diproyeksikan akan habis pada 2019, padahal kontrak eksplorasi di wilayah tambang ini baru akan habis pada 2021 mendatang. Per Februari 2018, cadangan emas di tambang Pongkor ini tersisa 3 juta ton. Dalam berita Kontan.co.id sebelumnya, ANTM juga membuka peluang untuk membentuk usaha patungan dalam kegiatan ekplorasi emas dengan Newcrest Mining Limited. Ada beberapa wilayah yang difokuskan oleh kedua perusahaan ini untuk mencari cadangan baru. Misalnya di daerah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Daerah-daerah ini dinilai memiliki prospek yang cukup baik. Direktur Utama ANTM, Arie Prabowo Arietedjo mengungkapkan hingga saat ini perusahaan masih terus mencari cadangan emas tersebut dengan mengakuisisi tambang emas baru. “Untuk rencana akuisisi tambang emas baru lagi dicari, terutama yang sudah produksi,” ujarnya pada Kontan.co.id, Selasa (13/11). Selain tambang emas milik ANTM yang berlokasi di Pongkor, ANTM juga memiliki tambang emas di Cibaliung, Pandeglang, Banten yang mulai beroperasi sejak 2010. Total produksi keduanya pada 2017 sebesar 1,97 ton emas. Pada tahun ini, Arie menargetkan dari kedua tambang ini mampu memproduksi 2 ton emas. “Sampai Oktober 2018 realisasinya sudah sebesar 1,7 ton emas,” ungkapnya. Selain kedua tambang itu, tambang emas Gosowong di Halmahera, Maluku Utara yang dioperasikan oleh PT Nusa Halmahera Minerals juga hanya mampu bertahan sampai dua hingga tiga tahun ke depan. ANTM memiliki 25% saham NHM dan sisanya dimiliki oleh Newcrest. Sementara untuk rencana bisnis pada tahun depan, ANTM juga masih fokus mengawal sejumlah proyek hilirasasi pertambangan. Arie menjelaskan untuk tahun depan perusahaan bakal fokus terhadap proyek hilirisasi alumina salah satunya. Selanjutnya, sambung Arie, perusahaan juga ada proyek hilirisasi tambang lain yaitu pabrik feronikel di Halmahera Timur. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi hingga 13.500 ton nikel per tahun. Proyek lainnya ada smelter grade alumina di Kalimantan Barat yang memiliki kapasitas 1 juta ton yang digarap bareng induk usaha PT Indonesia Asahan Aluminium. “fokus bisnis tahun depan salah satunya eksplorasi emas,” pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pongkor habis 2021, Antam segera mencari cadangan pengganti
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) masih terus berikhtiar mendapatkan cadangan emas anyar untuk menggantikan tambang emas yang berlokasi di Pongkor, Bogor, Jawa Barat. Tambang emas milik ANTM ini diproyeksikan akan habis pada 2019, padahal kontrak eksplorasi di wilayah tambang ini baru akan habis pada 2021 mendatang. Per Februari 2018, cadangan emas di tambang Pongkor ini tersisa 3 juta ton. Dalam berita Kontan.co.id sebelumnya, ANTM juga membuka peluang untuk membentuk usaha patungan dalam kegiatan ekplorasi emas dengan Newcrest Mining Limited. Ada beberapa wilayah yang difokuskan oleh kedua perusahaan ini untuk mencari cadangan baru. Misalnya di daerah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Daerah-daerah ini dinilai memiliki prospek yang cukup baik. Direktur Utama ANTM, Arie Prabowo Arietedjo mengungkapkan hingga saat ini perusahaan masih terus mencari cadangan emas tersebut dengan mengakuisisi tambang emas baru. “Untuk rencana akuisisi tambang emas baru lagi dicari, terutama yang sudah produksi,” ujarnya pada Kontan.co.id, Selasa (13/11). Selain tambang emas milik ANTM yang berlokasi di Pongkor, ANTM juga memiliki tambang emas di Cibaliung, Pandeglang, Banten yang mulai beroperasi sejak 2010. Total produksi keduanya pada 2017 sebesar 1,97 ton emas. Pada tahun ini, Arie menargetkan dari kedua tambang ini mampu memproduksi 2 ton emas. “Sampai Oktober 2018 realisasinya sudah sebesar 1,7 ton emas,” ungkapnya. Selain kedua tambang itu, tambang emas Gosowong di Halmahera, Maluku Utara yang dioperasikan oleh PT Nusa Halmahera Minerals juga hanya mampu bertahan sampai dua hingga tiga tahun ke depan. ANTM memiliki 25% saham NHM dan sisanya dimiliki oleh Newcrest. Sementara untuk rencana bisnis pada tahun depan, ANTM juga masih fokus mengawal sejumlah proyek hilirasasi pertambangan. Arie menjelaskan untuk tahun depan perusahaan bakal fokus terhadap proyek hilirisasi alumina salah satunya. Selanjutnya, sambung Arie, perusahaan juga ada proyek hilirisasi tambang lain yaitu pabrik feronikel di Halmahera Timur. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi hingga 13.500 ton nikel per tahun. Proyek lainnya ada smelter grade alumina di Kalimantan Barat yang memiliki kapasitas 1 juta ton yang digarap bareng induk usaha PT Indonesia Asahan Aluminium. “fokus bisnis tahun depan salah satunya eksplorasi emas,” pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News